Author hard─claimed:
This whole story is MINE. I write this all with my own hand. Copying isn’t allowed. Don’t you forget about karma’s revenge.
Karma is crule. Don’t
you dare to fight with them.
And there’s a clear
diffenrence between ‘copying’ and ‘inspired’ Understand it.
.
SerenitieOh©Proundly
Present:
“ On the edge of
something real
─Bab 2.”
Exo
Chaptered fanfic
.
“
From now on, I want to love you simply. From the words that yet to say from the
wood to the fire who make it an ash.”
.
Back
song: Heart Attack─Demi Lovato
Fall─Jonas Brothers
This
story dedicated for someone who always supporting me.
.
Seoul─South
Korea
Salah
satu hal paling percuma yang pernah dilakukan manusia adalah mencoba berlari
dari kenangan sendiri.
Tuhan
menciptakan dunia begitu luas tentu bukan tanpa maksud, Sehun meyakini itu. The big guy up there wants us to travel
around, see new things, explore new area, meet new people, and create new story.
Tidak hanya berdiam di tempat dan menutup diri dari kemungkinan-kemungkinan
lain. Kemungkinan-kemungkinan baru. Namun, prinsip ini bertolak belakang dengan
sifat kenangan.
Kenangan
itu, bagi Sehun memang hanya sebuah benda mati namun mereka dapat terulas
kembali di memory saat kau tak sadar
mendorong mereka kembali mencuat keluar. Kenangan itu tidak bergerak dan
layaknya benalu, selalu mengambil apa yang penting dari inangnya. Kenangan itu
bisu dan angker. Ia menentang hukum waktu yang selalu bergerak. Kenangan itu
tidak bisa dihapus. Tidak seperti kehidupan, ia tidak bisa berubah.
Dan,
Sehun benci sekaligus menyukai sifat-sifat kenangan itu dalam waktu yang
bersamaan. Ada satu kenangan yang selalu menjadi benalu di otaknya, kenangan
yang menghisap tubuhnya agar kembali kedalam poros kenangan itu terjadi. Bukan
kenangan yang hebat memang, hanya kenangan ia bersama teman masa kecilnya.
Seseorang
yang telah merampas hati Sehun dan tak pernah mengembalikannya. Mungkin kau
bisa memanggilnya begitu alih-alih teman masa kecil.
Itu
dinamakan cinta monyet, Sehun. Beberapa hari kedepan mungkin kau takkan
merasakannya lagi, cinta monyet itu eum hanya percobaan sebelum kau mencobai
cinta yang sebenarnya.
Sehun
terkekeh, teringat kata-kata Eunhyuk─teman masa kecilnya di Jepang juga saat ia
mengatakan bahwa hatinya berhenti berdetak saat melihat anak perempuan itu tersenyum. Dulu, Sehun menyangkalnya dan
mengatakan bahwa ia benar-benar menyukai anak
itu dan sampai sekarang ia masih menyangkal dan dapat membuktikan bahwa teori
Eunhyuk salah. Ia masih merasakan hal yang sama saat kenangan-kenangan itu
kembali menyerang otaknya.
Call
him dumb─Sehun tak perduli dengan itu, tak perduli bahwa
mungkin ia takkan bisa lagi bertemu dengan anak perempuan itu. Anak perempuan
yang selalu memanggilnya oh mija. Mungkin
selamanya ia akan menitipkan cintanya pada anak itu.
Tanganya
kanannya tanpa sengaja menyentuh cincin yang melingkar manis di jari tengahnya
yang mana membuat ia kembali terlempar ke kenyataan. Bahwa ia telah bertunangan
dengan salah satu penerus perusaahan waterproof
di Korea. Ia dengan terpaksa menyetujui itu demi menyelamatkan nama baik
keluarga Oh, yang tercoreng akibat putri bungsu mereka yang kabur, Sehun selaku
anak tersulung memegang tanggung jawab itu.
Kim
Taehyung, nama gadis yang menjadi tunangannya. Gadis yang juga menjadi
teman-nya, bukan teman dekat sebenarnya, mereka hanya saling berkomunikasi saat
membutuhkan bantuan satu sama-lain. Gadis yang ramah dan menyenangkan meskipun
sebenarnya dingin.
Tawa
Luhan yang mengelegar kembali melemparkannya keluar dari ruang nosalgia. Pemuda
berambut coklat itu kemudian menatap Sehun dan tiba-tiba menghentikkan tawanya.
Jungkook dan Lay serta Suga yang merasakan sesuatu yang aneh juga ikut
menghentikkan tawa mereka
“
Hei, kau kenapa? Itu hanya pertunangan, Man.
Kau takkan mati, belum tentu kau akan menikahinya, ‘kan?” Luhan berusaha
menghibur sahabatnya yang tengah gusar
“
Oh, benarkah, Luhan? Apa kau bisa menjamin itu?” Tanya Jungkook membuat Luhan
menghendikkan bahunya.” Aku bahkan tak percaya seseorang dari jaman milenium
seperti sekarang masih melakukan perjodohan, ini bukan jaman Romeo dan Juliet
lagi, for the God’s sake!” Pemuda berambut hitam
kemudian menggelengkan kepalanya prihatin.
“
Mungkin kau harus mengatakan itu kepada orangtuaku,” ujar Sehun sinis.” Dan,
apa pula ceramahan itu? Kalian seharusnya menghiburku!”
“
Oh ya, ngomong-ngomong bagaimana tentang adikmu?” Luhan merendahkan suaranya
nyaris tak terdengar. “ Apa dia masih belum meninggalkan kabar?”
“
Perduli apa aku tenatang gadis itu,” Sehun memutar bola matanya malas. “
Mengapa bukan dia yang dijodohkan? Bukankah dia yang membuat semua masalah ini?
Mengapa aku harus terseret?”
“
Man, itulah yang disebut tanggung
jawab seorang putra sulung.” jawab Luhan.” Sudah seharusnya mereka menjaga nama
baik keluarga karna mereka adalah penerus marga.”
“
Aku tidak setuju dengan teorimu, Xi,” Lay menggelengkan kepalanya pelan.” Dan,
aku tahu cara bagaimana membuat Sehun keluar dari masalah ini dengan menyeret
anak menyebalkan itu.” Kemudian ia tertawa pelan.
“
Bagaimana?” Ketiga orang itu merapatkan kepala mereka membuat sebuah lingkaran
kecil di meja.
“
Tapi, sebaiknya sekarang kau mengawasi adikmu itu dulu dan berlakon sebagai
tunangan yang baik,” petintah Lay.” Jika sudah kau lakukan itu, baru kita
menjalankan rencana ini.” Sehun hanya mengangguk mengerti sebelum menyergai
Kena
kau, Rachel Oh.
.
Rachel
merasakan perasaan tak enak merambati tengkuknya, rambutnya yang seindah gandum
musim dingin yang terpapar sinar matahari─membuat orang-orang perih melihatnya
diterbangkan oleh angin musim salju yang mendingin. Mungkin angin-angin yang
semakin rendah suhunya itu yang membuatnya merasa begitu.
Sesuatu
yang dingin tiba-tiba merambati pipinya dan dengan refleksnya ia menghindar
sebelum menyadari benda dingin yang menyentuh pipi lembutnya adalah icefrap yang berisi bubble tea, chocolate dan sesosok pria tinggi yang menyodorkannya
kearahnya.
“
Jangan terlalu memikirkannya begitu, kau jadi terlihat seperti anak ansos,”
gurau pemuda itu.
“
Perduli setan dengan hal itu, aku hanya sedang memikirkan sesuatu,” jawab gadis
itu. “ Sesuatu yeah mungkin lebih
tepatnya seseorang.”
“
Kakakmu?” Sesosok perempuan dengan rambut sebahu muncul dan mengucapkan
pernyataan itu dengan nada mengejek
“
Baekhyun, berhenti menggunakan nada mengejek saat mengucapkan namanya,” tegur
Rachel membuat yang ditegur mendengus. “ Setidaknya dia masih menunjukkan bahwa
ia perduli padakku dengan mengejarkku saat aku kabur.”
“
Mungkin saja ia disuruh oleh orangtuamu?” tebak si pemuda yang tinggi membuat
air wajah Rachel menjadi ragu
“
Tidak, tidak,” Baekhyun menggelengkan kepalanya lucu.” Seseorang seangkuh itu
takkan mungkin perduli padamu, aku setuju dengan Wu, ia pasti didorong oleh
orangtuamu untuk mengejarmu.”
“
Bisakah kalian berhenti membuatku ragu olehnya? Aku sedang berusaha memperbaiki
citranya di ingatannku. Bagaimanapun, ia kakakku, ‘kan?” Rachel mendengus keras
“
Kau meragukannya? heh,” Kris─si pemuda tinggi menyeburkan tawanya membuat
Rachel dan Baekhyun menatapnya aneh.” Kau memang sudah seharusnya tahu bahwa ia
tak mungkin memiliki perasaan semacam itu padamu.” ujarnya yang disambut
anggukan semangat oleh si gadis berambut ungu.
“
Oke, both of you, cut the crap, lebih
baik kalian menghilang dari hadapanku sebelum moodku hangus seluruhnya oleh kalian.” Kedua orang itu hanya saling memberi isyarat
sebelum melakukan perintah Rachel.
Gadis
itu melepaskan kacamata bergagang hitam yang sedari tadi menghiggapi hidung
bangir-nya, kemudian meremas gagangnya, membiarkan rambut keemasaanya
terpecah-pecah oleh angin musim dingin. Sejujurnya, ia membenci musim ini,
bahkan selalu mengutuk musim ini sampai ke neraka yang paling bawah. Dingin-nya
salju membuat kulitnya menjadi kering. Namun, entah mengapa hari ini, ia
menyukai musim ini, musim dimana segalanya terlihat menjadi berwarna putih─yang
mana membuat seragamnya terlihat mencolok.
Ia
merasakan bahwa musim dingin diciptakan untuk seseorang yang ingin kembali
merenungi hidupnya─seperti apa yang ia lakukan. Musim dingin, musim perenungan,
musim tertenang diantara yang lain. Yang lekat dengan hal-hal suci dan
berbahagia, namun bagi Rachel, musim dingin melambangkan air mata abadi, yang
berwarna putih.
Ia
kemudian tertawa pelan menyadari opini-nya yang konyol, menyebabkan uap-uap
putih menguar. Air mata kemudian mengaliri pipinya, mengalir ke arah dagunya
yang runcing, kemudian melebur bersama timbunan salju.
Damn,
why am I crying with no reason?─gumam Rachel.
“
Hey, apa kau bahkan masih hidup?” tanyanya entah pada siapa, kemudian matanya
menerawang menuju kenangan yang berusaha ia kubur dalam-dalam. Tangannya
mengengam sebuah kotak berwarna pink yang berisi sebuah bangau kertas berwarna pink.
“ Janji, eoh? Kau yang membuat janjinya, nee-san! Dan kau meninggalkan aku.
Setiap hari, disana, dibawah pohon sakura terus menunggumu layaknya orang
bodoh!” pekik Rachel tak memperdulikan tatapan murid-murid ILS yang lain
“
Kau bocah bodoh! Apa kau bahkan masih mengingatku?” Entah apa yang membuatnya
begitu terdorong untuk menangis, yang mana membuat kenangan itu mencuat kembali
ke ingatannya.
.
Taehyung
meringis ketika dilihatnya seorang gadis berambut seindah gandum di musim
dingin itu menangis parau, tak memperdulikan tatapan aneh dari sekitarnya,
wajahnya yang bersinar akibat gen Kaukasianya kini terlihat begitu letih namun
meskipun begitu, gadis itu belum berhenti menangis, meskipun ia memperhatikan
gadis itu dari jarak yang agak jauh, namun ia bisa mendengar tangisan-nya.
Jadi,
ini putri bungsu pemilik red dragon?
Lebih cengeng dari dugannya. Matanya kemudian memincing ketika dilihatnya
seorang pemuda dengan tinggi diatas rata-rata merangkul gadis itu, menuntun
Rachel kembali ke dalam kelas.
Tangannya
yang lentik mendial nomor seseorang.
“
Hey,” sapa suara disebrang
“
Kurasa adikmu memiliki semacam pacar.” lapornya
“
Itu bukan pacarnya,” jawab suara disebrang dengan yakin
“
Bagaimana kau tahu? Pemuda itu saja bahkan merangkul adikmu dan dengan ajaib
membuat adikmu berhenti menangis.”
“
Rachel─menangis?” suara di sebrang terdengar tercekat.” Kau yakin?”
“
Kau ingin aku mengirimkan fotonya? Ia lebih cengeng dari dugaanku.” ejek
Taehyung
“
Mengapa ia menangis?” suara disebrang terdengar direndahkan
“
Entah, aku hanya mendengar nama nee-san,
janji dan pohon sakura─”
“─PIP.”
Taehyun
menyentakkan kasar benda persegi itu dari telinganya ketika mendengar pemuda di
sebrang memutuskan telefon sepihak, ia kemudian mendengus, tunangannya memang
orang yang menyusahkan.
.
“
Hei, Luhan!” teriak Sehun membuat pemuda yang dimaksud memelongokkan kepalanya
kearah Sehun. “ Apa kau tahu terjemahan kasar dari nee-san?” tanya Sehun dengan wajah sedikit gamang
“
Bukankah artinya kakak laki-laki? Hey, kau pernah tinggal di Jepang untuk
beberapa tahun, bukan? Seharusnya kau tahu sebutan dasar seperti itu, dan
jangan bilang kau lupa.” gerutu Luhan.
“
Apakah kata itu benar-benar tak memiliki arti yang lain?” tanya Sehun dengan
nada mendesak
“
Tentu saja tidak,” Luhan memutar malas bola matanya.” Hey, ada apa bro?”
tanyannya saat dilihat wajah Sehun menjadi kusut
“
Tak apa, mungkin hanya kebetulan.” Pemuda itu kemudian mengacak rambutnya yang
dibagi menjadi dua layers itu dengan
jari
“
Kau yakin? Apa berhubungan dengan Jepang?” tanya Luhan sembari menahan nafasnya
panik. Sehun sedikit tertutup tentang masa kecilnya di Jepang.
“
Aniyo, gwenchana,” Sehun mencoba
menarik ujung bibirnya menjadi senyuman namun gagal.” Aku hanya merasa ada
visi-visi mendadak yang menyerangku.”
“
You’re not alone, remember,” Luhan
menepuk pundak Sehun dua kali dengan sedikit tenaga.” Kau bisa ceritakan
masalahmu.”
“
Hanya kenangan masa kecil.” Sehun mengibaskan tangannya, terlihat enggan untuk
jujur.
“
Apa tentang gadis itu?” Luhan menahan nafas penuh kekaguman saat dilihatnya
Sehun menangguk. Kagum, tentu saja, untuk gadis
itu, gadis yang mencuri hati Sehun dan tak pernah mengembalikkannya dalam
jangka waktu lebih dari sepuluh tahun. Pasti sosoknya sangat mengangumkan
hingga bisa mengikat Sehun dalam bayang-bayangnya sebegitu lamanya.
“
Ayolah, jangan membuatku semakin galau, Luhan,” tambah Sehun ketika dilihatnya
wajah Luhan menjadi melow.
“
Aku merasa kau gila,” gumam Luhan.” Bagaimana bisa menyukai seseorang yang sama
dalam waktu lebih dari sepuluhan tahun dan rasa itu tidak berubah? Hitunglah
tahun yang kau lewati tanpanya, mungkin lebih banyak jumlahnya dibanding tahun
kau bersama dengannya.” lanjutnya
“
Kau takkan pernah mengerti itu jika kau belum pernah merasakannya,” Sehun
terkekeh. “ Pernahkah kau menatap lurus mata seorang gadis dan menemukan
setitik cahaya dan kepercayaan? Dan disaat itu, kau menyimpulkan bahwa she’s the one?” sugesti Sehun
“
Kurasa belum pernah.” Luhan tersenyum
“
Aku menemukannya, dimatatanya yang
bulat dan steril, di iris violetnya yang mengilap.” jawab Sehun
Luhan
kemudian hanya tersenyum kecil, seseorang yang terjebak dalam cinta, dalam
sekejap memang benar dapat berubah menjadi orang bodoh
.
Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana seperti mata yang berkedip menyambut pagi,
dan daun jendela yang mengintip matahari
Tapi,
aku ingin melupakanmu.
Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti waktu yang tak pernah berhenti dan
senyumanmu yang mengabadikannya
Tapi,
aku ingin melupakanmu.
Aku
ingin melupakanmu dengan sederhana. Sesederhana air mata yang mengalir.
Sesederhana genggamann tangan yang terlepas
Tapi,
aku ingin mencintaimu.”
─cr:Bernard
Batubara
Rachel
menatap puisi yang ia lukiskan di dalam bloknot. Sejujurnya, ia bukan pribadi
yang mudah larut dalam kata-kata apalagi jika harus menyusun kata-kata itu
sendiri menjadi prosa-prosa. Ia memang pernah bercita-cita menjadi penulis web namun cita-cita itu terlupakan oleh
waktu.
Tangannya
berbunyi bergemeletuk saat ia meregangkannya. Ia kemudian menolehkan
pandangannya kearah sekitar, seingatnya Kris hanya meminta waktu untuk membeli
minuman namun tiga puluh menit sudah berlalu dan pemuda pirang itu belum juga
kembali.
Ia
kemudian menghela nafas berat, hidungnya yang bangir masih merah akibat
kegiatan konyolnya. Ia benar-benar konyol dengan air mata yang mengalir dan
wajah yang bersemu merah entah karna terlalu sedih atau akibat suhu udara.
Jimin bahkan sempat tertawa saat Kris merangkulnya hingga ke kelas. Matanya
juga masih sedikit bengkak.
Rachel
merapatkan syal-nya, tak ingin hiportemia atau penyakit apapun menyerangnya. Ia
dan Kris membolos pelajaran pertama, sebenarnya itu atas dasar paksaan Kris
yang sangat tak mendasar. Takut-takut ia kembali menangis di kelas.
Tangannya
kembali mengalungkan earphonenya dan
menjejalkannya ke kedua telinganya, membuat lantunan lagu Heart Attack milik Demi Lovato terdengar. Sungguh, ia sangat kagum
dengan suara penyanyi yang satu ini. Suaranya benar-benar pas dalam menyanyikan
semua genre.
“
Never say yes to the right guy,”
Tak
pernah mengatakan ya pada pemuda yang
tepat. Bukankah ia memang seperti itu? Mengatakan ya pada pemuda yang salah dan lihat apa yang ia dapatkan sekarang.
“
Then, will you say yes to the wrong guy?”
Sebuah suara agak kekanak-kanakkan menyapa indra-nya dan dalam sekejap sesuatu
yang hangat menelungkupi kedua tangannya
Ia
menemukan Sehun didepannya, dengan rambut agak berantakan membuatnya terlihat
seperti Zeus muda yang menarik. Blazer hitam seragamnya ia sampirkan di
pundaknya. Ekspresi pemuda di depannya nampak agak keras namun matanya menatap
teduh Rachel
“
Apa?” respon Rachel
“
Ck, jawab pertanyaanku dahulu!” gerutunya agak memaksa.” Kau mengatakan bahwa
kau tak pernah mengatakan ya pada
pemuda yang tepat, dan aku bertanya, apa kau mengatakan ya pada pemuda yang salah?”
“
Kurasa itu bukan pertanyaan,” Rachel tersenyum getir.” Menurutku, itu lebih
condong ke pernyataan.” Sehun terlihat terkejut.
“
Tidak, untukku itu sebuah pertanyaan dan kau harus menjawabnya.” paksanya
“
Kau unik sekali, jika kau melakukan ini untuk menghiburku, kau salah besar.
Karna kau bertanya, maka jawabannya ya.
Aku selalu berkata ya pada pemuda
yang salah.” jawab Rachel dengan senyum mengembang, seolah bangga atas
jawabannya
“
Kau...sebenarnya, kau ini apa?” tanya
Sehun yang membuat Rachel mengerutkan dahi
“
Aku, manusia?” entah mengapa perkataan Rachel lebih terdengar seperti
pertanyaan alih-alih jawaban atau pernyataan.
“
Dengar, apa yang kau lakukan disini?” tanya Sehun
“
Menunggu,...Kris?”
“
Bisakah kau memberikan jawaban dan bukan jawaban yang bernada pertanyaan?”
Sehun sedikit menggeram, sedikit banyak kesal dengan sifat aneh adiknya.
“
Bukankah hidup selalu seperti itu?” Rachel menatap sendu Sehun, membuat pemuda
itu merasakan sebuah perasaan aneh menghantam dadanya.” Seakan-akan memberi
jawaban namun ternyata adalah pertanyaan atau pilihan?”
Sehun
nampak tak menjawab, seakan memberi Rachel ruang untuk melanjutkan perkataanya.
“ Hidup tak pernah benar-benar memberikan jawaban atas pertanyaanmu, hidup
hanya memberimu pilihan dan kau yang seharusnya menentukan jawaban untuk
pertanyaanmu sendiri.” jelasnya dengan lugas, “ Bukankah sudah jelas bahwa aku
memberikan pilihan agar kau menjawab pertanyaanmu sendiri?”
“
Aku sudah mengiranya, kau memang menyebalkan.” vonis Sehun
Rachel
terkekeh, “ Bukankah sakit saat seseorang mempermainkanmu?!” pekiknya tiba-tiba
membuat Sehun tersentak. “ Kau fikir aku anak bodoh? Kau menyuruh seseorang
bukan untuk memata-mataiku?” Gadis itu mengerjapkan matanya yang terlihat
perih─membuat setitik air mata jatuh kearah roknya.
“
Apa sebegitu bencinya kau padaku, huh?” Nada gadis itu mulai merendah. “ Apa
kau fikir aku senang mempunyai keluarga baru?!” ia kembali memekik, menyebabkan
dadanya naik-turun
“
Apa─?”
“
Tak usah menyangkal Oh Sehun. Kau fikir seberapa banyak CCTV di sekolah ini?
Sesedikit itukah sampai kau mengira tunanganmu takkan tertangkap?” Jantung
Sehun berdegup kencang, seakan-akan meminta ijin untuk mematahkan tulang
rusuknya, rasanya aneh ketika mendengar Rachel mengetahui bahwa ia sudah
bertunangan
“
Rachel Oh!” bentak Sehun
“
Menjijikan! Aku Rachel Yoo, dan takkan pernah menggunakan marga menjijikan itu
lagi, dengar dan kecamkan baik-baik!” Gadis itu mengetukkan jari telunjuknya ke
dahi Sehun. “ Selamat menikmati tahta lamamu sebagai anak tunggal.” ujarnya ketus
“
Gadis bodoh, tunggu! Apa maksudmu berkata─”
“
Berhenti berbicara padaku, Oh Sehun. Kembalilah pada sekolahmu dan tunanganmu,
bukankah sekarang kau harus fokus menjadi penerus perusahaan?” Gadis itu
mengibaskan tangannya lalu membalikkan badan membuat Sehun menatap perih
punggung sempit adiknya.
Sekarang
ia baru mengerti apa yang dimaksud dalam berjuang, ia mendapat pelajaran baru,
dari adiknya sendiri. Sekaligus penyakit baru yang membuat jantungnya berpacu
seakan ingin menerobos rusuknya saat melihat sosok rapuh adiknya
─To Be
Continued─
2675. Whew.
Cukup membuat tangan
nyeri dan leher pegel karna ngetik ngebut. Hasilnya kurang bagus? Sowrieh, deadline
came like rasengan/wht
Tadinya pengen buat ff
baru buat nyelengiin ff ini cuma duh give up and i’ve got something special for
you guys on the next chapter.
Sekarang udah tahu
siapa Taehyung, bukan? Gendernya udah ketebak, bukan?
Oh ya, ralat bentar.
Waktu Sehun nelfon Taehyun buat nyeledikiin his lil sister itu mereka belum
tunangan. Tenang aja, gua gak bakal buat Taehyung jadi orang ketiga. Tentang ff
ini sampe berapa chapter, mungkin agak banyak karna yeah genre nya yang agak
ribet and my writing sucks
Ketahuan kok nanti siapa
nee-chan. Jangan ada yang nebak-nebak dulu biar suprise ya wk
Oke, jangan lupa
comment-comment! Ini gua tulis di Jumat Agung dan mumpung bentar lagi Paskah,
harus comment! Biar menambah kebaikan karna membuat orang lain senang kkk.
Sekalian mau ngucapiin
selamat hari Kamis putih, Jumat Agung dan Paskah ya!
SerenitieOh©rocks!