My Silver Wish

Sabtu, 29 Maret 2014

Tragedy: Accident - Slender

A/N: As always, copying and inspired are different. Enjoy.


---


"Seongsoo.. Seongsoo.."

Sudah 15 menit pingsan dan Clarine masih saja mengigo. Kerabat dekatnya—Raehee, yang tadinya sedang berbelanja bersama Clarine, bertambah khawatir. Jongin baru saja sampai di kediaman keluarga Do.

"Seongsoo.. mama is here.."

Raehee menyerngit, tidak mengerti mengapa Clarine hanya memanggil nama kakak Kyungsoo. Dia tahu masalah keluarga Do—tentang bagaimana sikap Clarine berubah sejak suaminya tumor otak dan masih koma sampai sekarang--tapi dia tidak mengerti masalah Clarine dan Kyungsoo.

"Jongin, tolong telpon Kyungsoo sekarang." Rahang Raehee mengeras, dia memegang tangan sahabatnya dengan khawatir.

Jongin menggeleng, "Tidak bisa." Dia menghela nafas, "dia tidak membawa handphonenya. Seongsoo pergi bersamanya ke rumah sakit."

Raehee tertegun.

"Kyungsoo sakit." Lanjut Jongin sebelum Raehee sempat mengucap sepatah katapun.

Raehee semakin bingung dengan keluarga ini. Tuan Do tumor otak, Clarine sepertinya—anemia, dan Kyungsoo, anak terakhirnya, sakit juga—walaupun Raehee tidak tahu penyakit apa yang diderita Kyungsoo.

"Ahjumma?"

Raehee menoleh.

"Aku akan pergi menjemput Kyungsoo."

---

Seongsoo menatap Kyungsoo yang terbaring di kasur dalam ruangan serba putih itu dengan dingin. Mereka berada di kamar rawat inap di rumah sakit itu.

Seongsoo lalu menghela nafas dalam-dalam, "Kyung, aku mendapat kabar dari Jongin."

"Apa?"

"Ibu pingsan."

Terjadi keheningan beberapa detik, lalu Kyungsoo menjawab singkat, "Oh." Dia benar-benar tidak ingin tahu apapun tentang Clarine. Dia sudah cukup muak dengan ibunya sendiri.

Seongsoo menatap adiknya nanar, "Aku harus pulang sekarang."

Kyungsoo mengangguk, "Aku mengerti."

"Kau oke?"

"Ya."

Seongsoo lalu tersenyum dan mengacak-acak rambut adiknya, "cepat sembuh, bocah." Dia lalu menyembunyikan tangannya diantara kantung celananya, dan pergi keluar kamar rawat inap.

Hanya ada Kyungsoo sendiri sekarang.

"It's over and there's no one to blame."

Kyungsoo menarik nafas panjang, lalu mulai melantunkan lagu Jonas Brothers lagi.

"Things will never be the same."

Kyungsoo memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Dia membungkam mulutnya, lalu mencopot alat pembantu pernafasan dari hidungnya.

Dia merasa tidak membutuhkan alat itu untuk sekedar membantunya bernafas.

Dia lalu meraih remot televisi dari meja di sebelah tempat tidurnya, dan menegakkan sandaran tempat tidurnya. Dia menekan tombol Turn On pada remotenya, lalu menguap lebar. Dia menekan tombol next channel terus menerus, menatap layar televisi dengan bosan. Matanya terlihat mengantuk.

Cklek.

Pintu kamar rawat inap Kyungsoo terbuka, menampilkan seorang pria berambut hitam kelam yang memakai mantel hitam juga. Pria itu yang tidak lain adalah Jongin.

"Hei."

Kyungsoo tersenyum seadanya, "hei."

Jongin berjalan mendekat ke arah Kyungsoo, meneliti keadaan Kyungsoo, lalu menghela nafas dan duduk di samping tempat tidur Kyungsoo. Kyungsoo menghiraukan tatapan Jongin yang menatapnya aneh, melanjutkan aktivitasnya—menekan tombol next channel terus menerus.

"Kau kenapa?" Jongin akhirnya angkat bicara.

"Tak perlu tahu." ujar Kyungsoo tak acuh, pandangannya masih lurus ke layar televisi.

Jongin mengerutkan kening, "Memang." dia lalu mengangguk-angguk, "aku sudah kenyang."

Kyungsoo menatap Jongin datar, "bodoh." dia lalu mengalihkan pandangannya lagi.

Jongin mengulum senyum tipis, "Bukannya memang harus dijawab seperti itu?"

"Kau sama saja dari dulu. Tidak berubah,"

Tidak berubah.

Entah Jongin harus merasa senang atau kecewa ketika mendengar dua kata simple itu. Kata-kata itu diambang kategori positif dan negatif. Merasa tidak dapat menemukan jawabannya, Jongin lalu memberanikan dirinya untuk menyentuh rambut Kyungsoo yang halus, lalu mengacaknya.

"Apa apaan-"

"Ssh." Jongin menyengir, "aku melihat ada kutu di rambutmu."

Kyungsoo menjitak kepala Jongin pelan, "lihat, kau menjadi bodoh lagi."

Ternyata itu memang pujian.

Cengiran Jongin melebar seraya melepaskan tangannya dari kepala Kyungsoo. Dia cukup senang dengan kondisi ini. "Hei, kau sakit apa?"

Kyungsoo menatap lurus ke mata Jongin sebentar, lalu menghela nafas. "Kau tidak akan percaya."

"Selama penyakit itu tidak akan menguras hidupmu, aku akan percaya." Jongin melipat tangannya.

Kyungsoo menghentikan aktivitasnya. Dia menerawang ke arah selimut putihnya, "Bagaimana jika yang terjadi adalah yang sebaliknya?"

"Aku akan berada di sisimu dan menyemangatimu." Jongin menatap mata Kyungsoo yang bulat dengan serius, "Whatever that damn disease that took your life away."

"Baiklah." Kyungsoo memberi jeda, "Kanker otak,"

Jongin tertegun. Cengiran dari wajahnya langsung lenyap.

---

Tuan Do masih koma di rumah sakit yang sama dengan Kyungsoo. Dan alat pendetak jantung masih bergerak stabil. Matanya masih terpejam damai, memimpikan mimpi yang indah. Dengan perlahan, tiba-tiba mata yang sudah lama terpejam itu terbuka, lalu memencet bel untuk memanggil perawat. Nafasnya tidak teratur karena sudah lama tidak menghirup udara asli.

Dia mulai sadar.

"Tuan Do-" Sang perawat langsung membuka pintu kamarnya dan mengecheck keadaan Tuan Do.

"Rekam apa yang aku katakan dan buat surat wasiat." Perintah Tuan Do, "cepat."

Perawat itu mengangguk, mengambil ponselnya dengan tergesa-gesa, "bicaralah, tuan."

"Kyungsoo.. Kyungsoo-"

---

Clarine menggerutu terus menerus sejak sampai di kamar inap Kyungsoo. Dia pergi ke sana bersama Seongsoo, sejak 30 menit mendapatkan keutuhannya secara pulih. Sedangkan Raehee pulang setelah Clarine mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Berhenti memarahiku, Clarine." Ujar Kyungsoo tak acuh.

"Bagaimana bisa? Bagaimana cara aku bisa memberitahu hal ini kepada ayahmu? Kenapa kau sangat tidak becus dalam menjaga dirimu sendiri? Kau itu laki-laki, Kyungsoo. Bagaimana kau bisa menjaga keluargamu kelak jika kau tidak dapat menjaga dirimu sendiri? Kau banyak pikiran jadi kau kanker otak? Tapi bagaimana bisa langsung stadium 3? Bukankah itu sebuah keajaiban? Dan hello, kau adalah anakku dan kau harus memanggilku ibu." Protes Clarine dengan nada mengejek.

Kyungsoo menghela nafas. Kalau ia melawan, ia tahu waktu akan tergulur lebih dari yang sekarang. Entahlah, dia rasa Clarine mengalami pms setiap hari.

"Kyungsoo." Clarine menghela nafas dalam-dalam, "Aku sangat kecewa padamu."

'Memangnya aku peduli?' Kata-kata itu terkesan sebrono tapi Kyungsoo sangat ingin mengucapkan kata-kata itu pada Clarine sekarang juga. Tapi dia malah memilih diam dan melanjutkan lamunannya.

Jongin yang masih ada disana hanya bisa terdiam dan pura-pura tidak mendengarkan.

"Bu, tolong berhenti sebentar." Seongsoo mengalihkan pembicaraan, "Aku mendapat voice note dari salah satu perawat ayah. Dengar."

"Ayah?" Clarine menyerngit.

Clarine dan Kyungsoo kemudian terdiam. Jongin juga ikut menyimak. Menunggu Seongsoo memutarkan voice note dari ayah yang mereka ketahui sedang koma.

"Kyungsoo.. Kyungsoo.. dia adalah anak yang baik, sangat baik. Jadi buatlah Kyungsoo menjadi pewaris saham perusahaanku. Dan beri dia perlakuan khusus. Seongsoo.. Seongsoo bisa mengurus investasiku di beberapa kota.. Clarine.. dia akan baik-baik saja."

Mereka masih menunggu.

"Ada yang harus kukatakan pada Kyungsoo.."

Jantung Kyungsoo berdegup kencang.

"Sudah lama aku ingin mengatakan ini padanya tapi tertahan." Tuan Do memberi jeda, "Jadi lihatlah apa yang ada dalam laci kerjaku dan bukalah map berjudul Do Kyungsoo."


---To Be Continued.

Well hello, it's such a pleasure for me to write again.
So I've decided to make this chaptered, don't worry, it's about 3 or 4 chapters at least.
Anyway, sorry for the late post. I did my best on the mid term test, and guess what? I'm not proud enough with my jeblok score-_-
So, mind to review?

Cheers,

Slender.

Senin, 17 Maret 2014

Pengumuman-pengumuman...

Oyasuminasai readers~~~~

Untuk sementara kita para Author blog ini mau vakum ampe tanggal 26 bulan ini tahun ini.
Alasannya tentu saja karena kami sedang menghadapi ujian tengah semester yang diadakan oleh sekolah kami... dan ini menyebabkan kami tidak dapat membuka komputer atau bahkan sekedar memegang Handphone.

Untuk itu kami, selaku para author blok ini, meminta ijin para readers untuk vakum selama 2 minggu. Kami akan comeback sekitar 2-3 minggu lagi.

Your regards,
Shirayuki Han
Mewakili author lain dalam pengucapan pengumuman ini.

Sabtu, 15 Maret 2014

Tragedy - Slender

A/N: Sorry for the late post. I was so confused on Wednesday so I decided to post today. Once again, sorry. Anyway, The story is 100% MINE. As I told you in my greetings before, can you make a difference between inspired and copying?
So, enjoy!

---

Kyungsoo mengepal tangannya kencang, lalu memberturkannya pada dinding kamarnya dengan kasar. Dengan nafas terengah-engah dia tetap melanjutkan kegiatan bodoh nya hingga meninggalkan bercak darah segar segar pada dinding kamarnya. Rasa sakit tidak dihiraukannya, tangan kanan yang masih mengeluarkan darah kental berwarna merah tidak ia pedulikan. Pintu kamarnya yang masih kokoh dan belum rapuh terus digedor-gedor oleh orang yang ada di luar kamarnya.

"Kyung?"

Kyungsoo menghiraukan kakaknya, Seongsoo, yang menggedor--tepatnya mengetuk pintu kamarnya.

"Kyung."

Kyungsoo bisa mendengar helaan nafas kakak satu-satunya yang ia punya dari dalam.

"Hey, buddy, tak apa jika kau tidak ingin mendengar ocehan bodohku yang akan sangat kau benci, tapi kau punya tamu disini."

Kyungsoo mendecak, benar-benar tidak ingin bertemu siapapun sekarang dalam keadaan seperti ini.

"Jongin."

Kyungsoo menghela nafas, setidaknya, yang datang bukan benar-benar siapapun. Dia adalah teman dekat Kyungsoo sejak kecil selalu bisa membuatnya memuntahkan semua isi pikirannya pada Jongin.

Dia lalu berdiri tegak, menghapus keringat yang tadinya mengucur deras membasahi dahinya. Merasa sudah siap, dia membuka pintu yang sedari tadi ia kunci.

Menatap lurus kedua mata Jongin yang melihatnya nanar. Dia lalu tersenyum lemah, senyum yang hanya dapat ia lakukan ketika berhadapan hanya dengan orang yang berdiri di depannya dengan bergetar. Lalu dia menempelkan kepalanya yang berat ke bahu teman masa kecilnya itu, membiarkan darahnya membasahi jaket abu-abu tua yang dipakai Jongin.

Jongin menepuk pundak Kyungsoo pelan, lalu memberinya pelukan hangat. Perlahan, Kyungsoo sudah mulai terisak dalam dekapan Jongin.

Dia bukan seorang pecundang.
Dia hanya memerlukan tempat untuk dirinya sendiri.

---

"Kau mau aku titipkan absennya? Kondisimu memburuk." kata Jongin lembut sambil membereskan barang yang berserakan di kamar Kyungsoo.

Biasanya Kyungsoo tidak pernah begini, dia selalu membersihkan dan menata barangnya sendiri dengan rapi dan bersih. Tapi sekarang.. he went crazy.

Kyungsoo membuang muka, "bagaimana dengan wanita itu? Aku tak ingin harus mendengar ocehan yang sama sekali tidak bisa mengubah kenyataan lagi."

"Aku akan bicara dengannya, jangan khawatir." ujar Jongin tenang walaupun Kyungsoo memanggil ibunya sendiri dengan sebutan 'wanita itu', "dia akan mengerti."

Kyungsoo mendelik, "Aku ragu."

Jongin mengangkat salah satu alisnya, "tenanglah, dia mempercayaiku."

Kyungsoo terkekeh. Tawa pertamanya setelah beban yang sangat berat. Setelah masalah yang sedang menimpa dirinya hingga membuat dia depresi berat dan berniat mengakhiri hidupnya di tanah yang dapat ia pijak sekarang. Tapi tetap saja, seorang Kyungsoo akan tetap menjadi seorang Kyungsoo.

"Ah, kau mau sesuatu, bud?" tanya Jongin seraya merapikan meja belajar Kyungsoo yang juga berantakan.

"boleh. es teh kopi panas," gurau Kyungsoo yang disambut dengan tatapan itu-garing-banget khas Jongin. Sekali lagi, Kyungsoo terbahak.

"Tidak usah, aku tidak ingin merepotkanmu." Kyungsoo tersenyum

Jongin lalu melipat tangannya di depan dadanya, "baiklah. Kurasa aku bisa pulang sekarang." Dia lalu menggendong tasnya, "cepat sembuh." dia tersenyum lagi, "adiĆ³s, amigo."

Kyungsoo menyengir, lalu melambaikan tangannya pelan.

Dia lalu memulai memejamkan matanya ketika Jongin benar benar keluar dari kamarnya.

"KAU INI PECUNDANG! SEORANG FAILER SEJATI! SANGAT HEBAT, DO KYUNGSOO!"

Kyungsoo memijat pelipisnya, lalu menyerngit, kenapa malah ingatan itu yang muncul?

"APA KAU PIKIR AKU AKAN SENANG DENGAN KEBOHONGANMU, HAH?! OH INI SANGAT LUAR BIASA, AKU MEMBESARKAN SEORANG PEMBOHONG!"

Kata-kata yang biasanya Kyungsoo hiraukan kini benar-benar terngiang jelas di benak Kyungsoo. Dia sendiri hampir melempar jam weker yang berada di meja sebelahnya sangkin kesalnya.

"Terserah. Apa kau masih ingin sekolah? Itu keputusanmu. Kau tidak tahu berapa biaya yang aku keluarkan untuk keperluanmu? Untuk biaya hidupmu?"

Kyungsoo berani bersumpah, saat itu ia sangat ingin berteriak, 'Kalau begitu, bunuh saja aku!' tapi ia tahu situasi akan menjadi lebih buruk jika ia benar benar berteriak seperti itu.

"Teman-temanmu sudah berkembang banyak. Tapi kau? Masih di situ-situ saja. Aku kagum terhadapmu, Tuan Do."

Ingin sekali ia menserukan, 'Kau pikir kau hebat? Coba kau koreksi dirimu sendiri.'

Seruan-seruan yang masih terngiang di ingatan Kyungsoo adalah teriakan Clarine, ibunya. Seorang Kyungsoo yang keras tidak pernah memanggil Clarine 'ibu' sejak ayahnya jatuh sakit.

Tumor otak, tepatnya.

Sejak ayahnya jatuh sakit, Clarine sama sekali lebih keras daripada sebelumnya. Dia sekarang berani merokok di depan anak-anaknya dan minum minuman keras tiap malam. Entahlah, itu antara dia depresi atau memang dia menyukainya.

Clarine benar-benar keras pada Kyungsoo sejak Kyungsoo kecil. Dia selalu membiarkan tangannya melayang ke pundak Kyungsoo dengan keras jika Kyungsoo salah mengeja kata atau mendapat nilai buruk.

Dia hampir tidak pernah benar-benar memuji Kyungsoo, pujiannya hanya sekedar; bagus, aku tidak sia-sia melatihmu, atau aku memang pelatih yang hebat. Ya, kurang lebih seperti itu.

Dan seorang Kyungsoo tidak pernah benar-benar menyukai Clarine. Dia benci itu; dia benci semua ocehannya, semua omelannya, semua perintahnya, semua tangisannya, dan semua tawanya.

Seorang Kyungsoo juga tidak menyukai Clarine yang selalu meneriakinya saat kecil ketika dia tidak mau tidur siang. Dia bahkan melibas kakinya dengan sapu ijuk.

Dan akan ku katakan sekali lagi, saat ini, Kyungsoo benar benar tidak ingin mengingat apapun tentang Clarine.

---

"Ya Tuhan, Kyungsoo! Apa yang kau pikir kau lakukan?!" Tanya Seongsoo dengan nada keras saat melihat Kyungsoo tergeletak di pinggir tangga dengan hidung yang mengeluarkan darah kental yang mengucur deras.

"Hyung.." panggil Kyungsoo lemah, "a-aku.. rumah sakit.." ujarnya lemah terbata-bata pada kakaknya.

"Diam! Duduk di kursi, aku akan menyiapkan mobil." seru Seongsoo tegas. Dia merasa tidak pernah setegas ini pada adiknya. Tapi dia harus, setidaknya untuk sekarang.

Tak lama kemudian, Seongsoo datang dengan membawa satu box penuh tissue kering dan kunci mobil. Dengan sabar, dia menggotong adik semata wayangnya itu kedalam mobil.

Dia lalu menyalakan mesin dan membantu adiknya agar dapat berbaring walaupun duduk disebelahnya. Dia agak mencemaskan adiknya itu, tapi sekarang yang terlintas dikepalanya hanya bagaimana cara menyetir dengan aman dan menyelamatkan Kyungsoo secepatnya.

Kyungsoo terbaring letih di kursi depan sebelah kursi supir. Darah dari hidungnya sudah mulai menghilang, digantikan oleh kepala yang seakan diguncang guncangkan dan ditusuk-tusuk oleh jarum yang sangat tajam.

Tidak ada percakapan diantara mereka, hanya keheningan serta rasa khawatir.

Seongsoo tidak selalu dapat bertemu Kyungsoo, karena ada pekerjaan yang harus ia kerjakan agar dia dapat mendapat cutinya dengan segera. Dan sekarang, dia sedang cuti. Setidaknya dia tidak bepergian sendirian dengan tunangannya saat keluarganya sedang retak.

"Hyung.." panggil Kyungsoo pelan, "terimakasih.." ujarnya lirih.

Di sudut matanya, Seongsoo dapat melihat Kyungsoo tersenyum tipis. Pemandangan yang sangat menyedihkan di matanya.

Seongsoo lalu membalas senyuman Kyungsoo dengan senyuman penuh arti, "Tak apa, adikku."

Kyungsoo tertawa kecil, "pertama kalinya kau memanggilku 'adikku'." dia menerawang ke depan, "tapi sungguh, terimakasih. Tunanganmu pasti sangat bangga padamu."

Seongsoo ingin sekali menyikut lengan Kyungsoo dan tertawa lepas bersamanya, tapi ia segera mengurungkan niatnya saat melihat Kyungsoo masih mencengkram kepalanya dengan keras. Jadi ia hanya terkekeh dan mempercepat jalan mobilnya.

Keheningan menyelimuti atmosfir canggung kakak beradik itu lagi. Rumah sakit memang dekat dari rumah mereka, jadi hanya tinggal beberapa meter lagi mereka sampai.

Tak lama kemudian, hidung Kyungsoo mengeluarkan cairan kental segar yang berwarna merah itu lagi. Dia agak sedikit kewalahan menanganinya, tapi untungnya mereka sudah sampai di rumah sakit jadi kakaknya hanya tinggal memarkirkan mobilnya dengan cepat dan menggotong Kyungsoo ke Unit Gawat Darurat.

Para suster dengan sigap menuntun Kyungsoo ke tempat tidur dan dokter langsung dengan cepat menangani Kyungsoo. Di saat yang sama, ponsel Seongsoo bergetar dan menampilkan satu nama di layarnya, Kim Jongin.

"Halo, Jongin." Sapanya, mencoba sedikit lembut.

"Hyung. Clarine pingsan." Suara Jongin terdengar bergetar karena sinyal, "Aku dapat telfon dari Raehee ahjumma. Cepat datang."

Seongsoo menelan ludahnya sendiri, "Baiklah. Aku akan kesana saat aku selesai dengan urusan Kyungsoo disini."

"Kyungsoo? Dia kenapa?"

"Entahlah. Kuharap dia cuma kecapean. Tapi sampai mimisan. Hmm."

"...Semoga berhasil." ujar Jongin sebelum memutuskan sambungan telfonnya.

Seongsoo menyerngit. Apa yang dia tidak tahu dari adiknya? Apa dia sudah ketinggalan banyak? Kenapa Clarine pingsan?

Dokter menepuk pundak Seongsoo dengan pelan tapi tegas, "dia harus ditanggapi dengan serius." dia memberi penekanan kepada tiap kata, "Kanker otak. Stadium 3. Cukup parah,"

---

Sorry if I'm bad at this. This is actually my first story I've ever post in this blog.
Anyway, I'm not too sure if I'll make this twooshot or chaptered, soalnya gua rada bingung nyusun kata-katanya.
Oiya, untuk minggu depan gua ga nge-post dulu, mau fokus UTS ceritanya. Haha.
Jadi.. review or I'll haunt you? /okeinimaksa

Best Regards,

Slender.

Rabu, 12 Maret 2014

Pembunuhan Berantai Bayclin [Oneshoot Short Horror Fanfiction] - Somvlak

Casts:
·         Kim Jong In
·         Jessica Jung
·         Kim Jiwon
·         Becca Tobin (Bule Nyasar)

Once Upon a Time…

Ada seorang namja putih tinggi yang selalu nyeker. Suatu hari, ia kecemplung got dan mati dilumuri sampah-sampah coklat – ya nggak tau ada apa aja iiih…

Seorang ibu-ibu yang habis mencuci baju membuang air bayclin ke got itu dan hanya mengenai kaki namja itu.

Karena gak tenang, namja itu pun bangkit tetapi kulitnya menjadi hitam dan hanya lutut kebawah putih bersih.

Nama namja itu, Kim Jong In

~~~

Matahari belum bersinar, bulan pun belum pergi.

Seorang yeoja berambut coklat berjalan di koridor sekolah.

Namanya, Jessica Jung.

Hawa dingin menusuk tulangnya. Langkahnya bergema. Belum ada lampu yang menyala. Jam tangannya masih menunjukkan pukul 4:00 di pagi hari.

Ia berada disana untuk melakukan sesuatu yang licik. Ia menendang dan memngobrak-abrik seluruh meja kelas XA sampai berjatuhan semua. Ia melakukan yang sama pada kelas XA – XIIE.

Setelah selesai, ia berjalan keluar kelas XIIE dan tertawa licik. Tawanya menggema sampai ke seluruh sekolah.

Tiba-tiba seorang namja menariknya kembali masuk ke kelas XIIE. Ia berkata, “Chukkae! Anda mendapatkan 5 juta won karena telah memakai sepatu converse palsu!” 

Jessica Jung segera menatap nanar sepatu converse palsunya, namun ia terpaku pada kaki namja itu yang putih padahal kulit tubuhnya gelap. 

Namja itu menggantung tubuh Jessica Jung tanpa perasaan di langit-langit tengah ruangan, diatas tumpukan meja yang telah diberantaki Jessica Jung itu lalu menyiram bayclin ke kaki yeoja cantik itu.

Korbannya itu sempat memberontak tetapi satu jurus yang pas mengenai ubun-ubun kepalanya berhasil membuatnya tak sadarkan diri.
~~~
Mentari mulai bersinar terang di langit yang cerah itu.

Remaja-remaja berseragam putih biru merah mulai berdatangan dengan senyum dan semangat pagi. Tetapi semua itu berubah menjadi ringisan ketakutan dan kekhawatiran. 

Meja-meja mereka diobrak-abrik ditambah sebuah mayat tergantung di kelas XIIE dengan perkiraan kematian pukul 4:30.

Seluruh murid dipulangkan dan semuanya pulang dengan ketakutan akan pembunuh yang masih berkeliaran di sekitar sekolah. 

Namun yeoja yang satu ini sangat pemberani dan jago beladiri. Ia juara tiga beladiri sekota Seoul. Namanya Kim Jiwon.
~~~
Degup jantung yeoja berambut coklat itu terdengar jelas dalam keheningan. Hanya ada suara kelelawar yang mengepakkan sayapnya dan gemuruh suara awan. Sepertinya hujan akan turun.

Yeoja yang bernama Kim Jiwon itupun mengelilingi seluruh kelas XA – XIIE, masih penasaran dengan pembunuh Jessica Jung kelas XC itu. 

Keluar dari kelas terakhir -- yaitu kelas XIIE, TKP kematian Jessica Jung itu -- Tiba-tiba sebuah tangan menariknya kasar kembali kedalam kelas XIIE.

Kim Jiwon memasang aba-aba, namun yang dilihatnya hanyalah seorang namja yang berkata, “Chukkae! Anda mendapatkan 5 juta won karena telah memakai sepatu converse palsu!” 

Dan Kim Jiwon menatap sepatu conversenya dan tertawa, “Ini asli tau!” tetapi pandangan yeoja itu berhenti pada kaki namja tersebut. Putih bersih tanpa noda sedangkan kulit badannya gelap.

Namja itu sesegera mungkin menggantung tubuh Kim Jiwon dengan kasar di langit-langit tengah ruangan, diatas tumpukan meja yang telah rapih itu. Korbannya jago beladiri, namun ia membalasnya dengan Jeet Kune Do.

 Lalu setelah Kim Jiwon tergantung, namja tersebut menyiram bayclin ke kaki yeoja kuat itu. Namja itu pun tersenyum licik dan kembali mengobrak-abrik semuanya agar terlihat seperti kejadian kemarin.
~~~
Hujan gerimis menemani suasana suram sekolah itu.

Remaja-remaja berseragam kemarin kembali berdatangan dengan wajah masih takut dan ketakutan pun bertambah saat mengetahui ditemukannya mayat Kim Jiwon kelas XD di kelas yang sama seperti mayat Jessica Jung ditemukan, yaitu kelas XIIE.

Apalagi semua meja diobrak-abrik lagi. Dan lagi-lagi remaja-remaja malang itu dipulangkan. 

Secara diam-diam, seorang yeoja yang nerd bernama Becca Tobin – Bule pindahan yang pinternya 11/12 sama Albert Einstein dan memiliki kekuatan gaib yang aneh – berniat untuk menghadapi maut besok subuh.

~~~

Kilat menyambar dikejauhan dengan bunyi yang sangat nyaring. Ketakutan menyelinapi Becca Tobin. Nafasnya yang tidak beraturan terdengar di koridor kelas XII. Suara gledek yang nyaring membuat nyalinya ciut seketika. Tapi semua sudah terlanjur terjadi. 

Terdengar suara yang mengilukan, pintu kelas angker terbuka. Hening seketika… Becca melangkah mundur, menjauhi kelas itu, berniat untuk pergi.

Yeoja itu berbalik, bersiap-siap untuk lari sesegera mungkin dari sana. 

Bersamaan dengan kilat dan bunyi gledek yang sangat memekakan telinga, sebuah tangan menggenggam erat tangan Becca Tobin, menariknya masuk kembali ke kelas XIIE.

Yeoja itu merinding. Ia berhasil ditarik masuk dalam beberapa detik oleh orang itu.

Becca berdiri di hadapan seorang namja berkulit gelap dan sudut matanya menangkap kulitnya dari lutut ke bawah putih bersih. ‘Siapa gerangan namja ini?’ Tanya Becca dalam hati.

Becca menatap dalam-dalam mata coklat namja itu. Kosong, ia tidak melihat apapun. Hanya ada nafsu membunuh yang kejam. 

Dengan – menurut Becca – polosnya namja itu berkata, “Chukkae! Anda mendapatkan 5 juta won karena telah memakai sepatu converse palsu!”

Dan konyolnya, Becca sama sekali tidak melihat kebawah untuk menatap sepatunya yang bukan merek converse itu dan masih menatap namja itu. 

Entah apa yang dilakukan Becca, namja itu tidak berkutik seperti yang ia lakukan kemarin-kemarin. Semua nafsu membunuh namja itu hilang seketika.

“Siapa kau?” Tanya Becca setengah berbisik.

“Jongin imnidaaa, mati di got kena bayclin,”

-End-

Thanks for reading. 
Special thanks to my friend K***** yang udah ngasih ide dan inspirasi.
Please comment what do you think about this story
Wait for my next fanfiction
Bye :*


Selasa, 11 Maret 2014

Pengenalan OC -Shirayuki Han


Ohaiyo mina-san~~~
Hari ini author bakal ngenalin OC yang bakal sering author pake:

1. Nam Seorin=1990
Istri Xiumin. Kekuatannya time control and perang. Host dari dewi perang Athena. Pengambilan karakter dari MV JIN GONE.
2. Park Yerin/Huang Lili/Catrew Collins=1991
Pacar Luhan. Sepupu Tao&Kris. Kekuatannya memory and fire. Host dari dewi pengingat, Yerin. Pengambilan karakter dari Project boyfriend by Iwaoka Meme. Rambutnya warna hijau daun.
3. Kang Sika=1990
Istri Kris. Kekuatan ilusi. Suka iseng dan mukul.
4. Kim Jo Ah=1992
Istri Suho. Kekuatannya take over magic&sky god slayer magic. Saudara kembar Chen.
5. Kim Jo Yi=1991
Pacar Lay. Kekuatannya healling. Adeknya Xiumin.
6. Yoo Ju Yeon
Pacar Baekhyun. Aslinya dia OC punya Slender cuman jarang dia pake. Kekuatannya melihat masa depan & keselamatan. Host dari dewa kembar Gala&Lation/Galation. Dia yang Gala
7. Sandy Park=1992
Keturunan inggris-korea. Pacar Chen. Kekuatannya sand & reflector magic.
8. Yoon Hana=1992
Pacar Chanyeol. Aslinya si Senshine. Kekuatannya star power. Jadi dia bisa make kekuatan rasi bintang.
9. Wu Shi Yeon/Wendy Wu=1993
Pacar D.O. Adeknya Kris. Ada ff yang menganggap dia jadi adek angkatnya Kris. Pengambilan karakter dari Wendy Marvell di Fairy tail. Kekuatannya sky dragon slayer.
10. Yoo Hika/Xi Hika=1993
Pacar Tao. Adeknya Luhan. Kekuatannya blue thunder&ice.
11. Park Soonyi=1996
Pacar Kai. Aslinya dia OC Serenitie Oh, cuman nama ini udah lama dia buang. Kekuatannya water&healling.
12. Yoo Rachel=1999
Pacar Sehun. Aslinya dia OC punya Serenitie Oh cuman author suka minjem nama dia aja. Yang udah baca manage pasti tau. Kekuatannya psionic blast & ligthning god slayer. Pendiem nan kasar. Beda sama Serenitie. Karakter ini dia ambil dari Rachel yang di The Heirs. Dia keturunan jerman-korea-jepang.

20 dewa-dewi

1. Satan:
Elemen: kegelapan/yami
Host:Park Eun Yoo
2. Sunderphon:
Elemen:cahaya/hikari
Host:Byun Baekhyun
3. Lucifuge:
Elemen: listrik/kaminari
Host:Chen
4. Phoenix:
Elemen: fire/hi
Host:Park Chanyeol
5. Arcapelle:
Elemen: water/mizu
Host: Suho
6. Rahud:
Elemen: tanah/chi
Host: D.O
7. Kyuubi/Kurama
Elemen: angin/kaze
Host: Oh Sehun
8. Yoru:
Elemen:tanaman
Host:Moon Jongup(B.A.P)
9. Athena:
Elemen: perang
Host:Nam Seorin
10. Iruko:
Elemen: telekinesis
Host: Luhan
11. Chomei:
Elemen: time/arc of time
Host: Tao
12. Hera:
Elemen:healling
Host:Lay
13. Yoonaera:
Elemen: teleportasi
Host: Kai
14. Galation(Gala&Lation)
Elemen: keselamatan
Host: Ju Yeon& L(Infinite)
15. Mizukami
Elemen: ice
Host:-
16. Yukarin & Nami
Elemen:Yukarin:sial, Nami: beruntung.
Host:-
17. Karura
Elemen: blue fire
Host: Aruka Mazumi
18. Metatron
Elemen: kebenaran
Host: Baek Jae Ah
19. Kobato (setingkat Siren)
Elemen: musik
Host:-
20. Shuishou
Elemen: kebaikan
Host:Zero(seorang wolf)

Dewa-dewi khusus.
1. Dewa salamander, Kris:
Elemen: fligth, poros matahari
Host: Kris
2. Dewa Ilusi, La Cluster:
Elemen: ilusi&ice
Host:-
3. Dewi pengingat, Yerin
Elemen: memory & fire
Host: Yerin

Jupiter sisters:
1. Vulcan: mengendlikan cuaca(Himchan 'B.A.P')
2. Apollo: melihat masa depan dan lalu(Choi Minseok 'Kirana')
3. Diana: angin (Bang Mina 'Kirana')
4. Minerva: air (Yoo So Ra 'Kirana')
5. Mars: Cahaya (Daehyun 'B.A.P')
6. Mercury: Healling (Kim Hyunnie 'Kirana)
7. Aprhodite: mengendalikan arwah orang mati (Moon So Jung 'Kirana')
8. MonaLisa(Mona&Lisa): air (Youngjae&Zelo 'B.A.P')
9. Venus: api (Yongguk 'B.A.P')
10. Gaea: semua elemen (Jung Eun Rim 'Kirana')
11. Hestia: es (Xiumin)
12. Etra, Flea, Clea:
-Etra: yang mengatur segala MH
-Flea: yang mengatur undang-undang
-Clea: yang mengatur terang dan gelap
13. Selena&Lana: yang mengatur kehidupan MH

Special:
Kim Rinka/Rin: dhampire, adik L, seorang mage. Water dragon slayer magic.
Kim Myungsoo/L 'Infinite': vampire. Pacar Yeoshin, kakak Rinka. Seorang mage juga. Water dragon slayer magic. Dia juga punya kekuatan yaitu keselamatan. Dia host dari Gala&Lation/Galation. Dia yang Lation
Son Yeoshin: vampire. Pacar L. Seorang mage. Stellar spirits mage.

Girlband bikinan author:
Kirana artinya bunga di tengah hujan dalam bahasa author. *digebukin readers pake kamus*
Nama Fans: Crowns
Berasal dari: Planet Crowns yang berada di smaping Mato Planet.
Member:
Jung Eun Rim: leader & main-vocal, punya rahasia di mata kirinya. Kekuatannya semua elemen. Host dari Gaea. Istri Jongup. lahir tanggal 20-01-1990. Kakak Daehyun 'B.A.P'
Kim Hyunnie: sub-vocal. Kekuatannya Healling. Host dari Mercury. Saudara kembar Himchan. Istri Yongguk.
Moon So Jung: main-dancer, kekuatannya mengendalikan arwah orang mati, host dari Aphrodite, biasanya yang jadi host Aphrodite itu buta. Hanya bisa ngeliat arwah. Dunia yang dia liat beda sama manusia biasa. Lahir tanggal 7-02-1993. Kakak Jongup 'B.A.P'. Istri Daehyun.
Choi Minseok: lead rapper, lead dancer, kekuatannya melihat masa depan&lalu. Host Apollo. Kakak dari Zelo 'B.A.P'. Pacar Youngjae. Lahir tanggal 8-07-1994
Bang Mina: main rapper, eternal maknae, kekuatannya angin. Host dari Diana. Adeknya Yongguk 'B.A.P'. Pacar Himchan. Lahir tanggal 2-05-1995
Yoo Sora: lead vocal, maknae, kekuatannya air. Host dari Minerva. Adeknya Youngjae 'B.A.P'. Pacar Zelo. Lahir tanggal 10-08-1996.

Song:
-Together
-Skull
-Flower in the rain(debut)
-Tried to walk
-Only one
-Forever
-Saranghae
-Blind
-Hidden Road
-Baby baby
-ku menangis (Eunrim solo)
-Roadside Angel (ESH/Eunrim,Sojung,Hyunnie)
-Haneul bogopta (Eunrim solo)
-Hikari no yami (Eunrim solo)
-Loving you (ESH)
Debut: 14 februari 2012

That's all~~~
Don't forget to RnR please~~~

Senin, 10 Maret 2014

Menage [Twoshoot Supernatural Fanfiction] - Serenitie Oh



SerenitieOh©Proundly Present:
“Menage.”
Exo with OC’s twoshootfic
.
 “Fear can stop you loving
Love can stop your fear
Fear can stop you loving
But it’s not always that clear
Fear and Love”─ Morcheeba
.
Rate: M 
Back song: Lalala-jay-z─bad boy II
                               True Love─Pink

New York, USA.

Bulan separuh bernanung di atas langit. Namun, tak ada semilir angin dingin mengurai kesenyapan. Tak ada suara-suara burung gagak yang mempercepat suram. Tak juga dengan butiran salju dingin yang berkelebat. Semua diam, tampak mati, tanpa gerak.

Pemuda pucat dengan figur menjulang yang sepertinya─oh, bukan sepertinya tapi pastinya menjadi satu-satunya objek yang bergerak disana, menyergai kejam sembari menatap awan yang ibarat kapas-kapas yang manis untuk dikecap rasanya.

Lolongan serigala mencerai-beraikan tirai-tirai tanpa kehidupan di sekelilingnya.

Jangan heran mengapa semua terasa begitu hampa tanpa suara, terlupakanlah New York yang sarat akan kebisingan. Bahkan angin tak mengehembuskan lagi derai nafasnya. Semuanya terhenti─atau kau bisa sebut dimatikan dengan pengap harapan. Semua diam, hampa, mati rasa dan kelam menyergap bumi satu tahun lamanya.

Hanya para mahluk-mahluk kotor dilengkapi hina yang bergerak menenangkan lingkup bumi yang sepi. Devils, Vampire and Inqubus prepare themself for tommorow.

Mari bertaruh, kau tak tahu inkubus, yakan? Then i will tell you for free. Inkubus, sejenis gabungan Vampire dan werewolf namun lebih condong pada Vampire. Mahluk ini kekal─but the fact, ia bisa dibunuh jika kau menembak mereka dengan silver gun with red bullet. Mereka perlu darah namun dapat juga menjadi serigala. Kombinasi yang mind-blowing

Kembali aku bertanya. Pasti kalian tak mengenal red bullet, bukan? Red bullet memang berwarna sama dengan silver bullet─which is a bullet dat can kill Vampires, namun red bullet hanya dapat membunuh inkubus; mencari jantung dan yang special meledak saat tertanam di dalam tubuh seperti peluru 9x19mm Parabellum.

“ Hai there,” Seorang pemuda tampan menepuk lembut pundak si pucat

“ Hei, Mr.werwolf,” Jawab si pucat dengan nada mengejek

“ Besok bulan purnama merah dan besok semua akan kembali,” Ujar Kai─Mr.werewolf

“ Tak terasa bumi sudah tertidur selama satu tahun,” Ujar Sehun─si pemuda pucat─sambil memamasang sergaian.

“ Menyenangkan, bukan? Sudah saatnya kita meneguk nikmatnya regukan madu dari setiap pastikel-partikel darah,” Kai mencabik kasar lengan si penjual koran malang yang kebetulan ada di sampingnya. Darah segar menggeliat keluar, merembes seperti guguran air hujan. Sobekan itu melintang terpapar menangaga membuat Sehun tersenyum psikopat.

“ Kau sesenang itu?” Tanya Sehun dengan tatapan nanar akan kebahagiaan.

“ Mungkin. Tapi aku ingin cepat-cepat menemukan sosok Athena-ku.” Gumam Kai setengah sadar.

“ Maksudmu kau sudah tak sabar ingin bercinta lagi, kan?” Tanya Sehun sakartis dan Kai tertawa jenaka.

Jangan kau fikir menjadi seorang Vampires, Devils or Inqubus hanya harus menahan nafsunya pada rasa lapar akan darah. Namun juga pada nafsu birahi─duniawi, lolongan lapar di dasar perut saat melihat gadis sintal lewat. Hawa nafsu ketiga spesies itu lebih besar 2kali lipat daripada manusia biasa
.
.

Pagi hari di New York terasa lebih bising bagi Sehun dan Kai. Musim dingin berkelebat, mengguyur kota sibuk ini dengan kepingannya. Salju kembali turun mengotori keapikan kota itu. Jantung kota New York kembali berdetak setelah dicabut paksa.

Rachel melakukan warming up, presendiannya benar-benar kaku. Aneh, ia fikir ia hanya sempat tidur bebarapa jam karna Victoria’s Secret menyelesaikan semuanya saat jam 12 malam─namun beberapa jam itu terasa sangat lama hingga tulang-tulangnya bergemeletuk kaku.

Lolongan serigala membuat Rachel mengeliat ketakutan. Ini sudah pagi, tapi kenapa masih ada lolongan? Mungkin imajenasinya saja. Sepertinya ia harus ambil cuti di tengah kesibukkanya menjadi icon Victoria’s Secret─sejenis merk pakaian dalam yang terkenal

Entah kenapa, tapi saat ia melongokan kepala untuk melihat matahari. Matahari dipenuhi percikan merah. Bukan, bukan warna kuning namun merah darah. Rachel menggeleng-gelengkan kepalanya namun tiba-tiba sebuah lagu bernada kematian terlantun, bunyinya:
Puisque La Mortest Inevitable Oublions.
Mortest.

Itu berarti kematian dalam bahasa Prancis dan seakan-akan angin menyanyikan lagu itu untuk ia seorang.

Oh, crap! Ia takut ada apa-apa dan ia bisa mampus seketika karna hell ia sendirian disini.
Cepat-cepat gadis berkaki jenjang itu membasuh mukanya, menelusupkan masuk semua barang-barang yang ia anggap penting kedalam clutch anggun-nya. Rambut wavy blonde sepunggunya ikut bergoyang─terpecah helai-helainya sehingga menari-nari bebas.

Menyambar Iphone, kacamata hitam dan kuncil mobil La Ferrarinya adalah hal terakhir yang ia lakukan sebelum membanting cepat-cepat pintu apartemenya.

Gadis itu tetap menarik meski ia berdandan dengan terburu-buru. Gaun dansa yang dipadupadankan dengan jaket kulit hitam berkerah V neck mempertontonkan payudaranya yang masak dan sintal. Kacamat hitam itu bertengger manis di hidung bangirnya. Kulitnya seputih arak-arak awan. Kaki mulusnya nampak jenjang dan menggoda.

Datangnya sesosok Venus membuat Starbucks dikelilingi gandungan deck kagum dan─iri pastinya. Rachel Yoo. Siapa yang tak mengenalnya? People around the world must be know her. She’s Victoria’s Secret Angel. Menjadi member VS benar-benar melambungkan namanya tinggi-tinggi ke udara.

Bahkan sosok yang bukan manusia ikut berdecak kagum menatapnya. Sehun ikut mengantre di belakang sosok Venus itu untuk memesan.

Venus itu nampak bingung, coffee mana yang akan ia minum untuk kebutuhan kafeninnya. Mata violet berembun itu memenusuri daftar menu yang terpajang rapih disana.

“ Kusarankan Americano untuk memulai pagi,” Saran Sehun dengan suara serak dan gadis itu menatapnya lalu tersenyum lucu.

One hot Americano please.” Ucapnya
Rachel kembali duduk pada posisinya. Jantunya nyaris melompat keluar. Pemuda itu sangat tampan sekaligus misterius? Anehnya, pemuda itu memiliki parah yang sama dengan pemuda yang pernah muncul dalam mimpinya, bahkan dalam sosok yang sama hanya saja tangannya menyeret mayat yang membiru dengan bibir  dipenuhi darah. Rachel bahkan masih dapat memngigat betapa anyirnya bau itu.

Tatapan mata itu juga sama. Tajam seakan ia mangsa yang dapat mengenyangkan kantunya nasinya.

Mungkin benar apa yang dikatakan Kyungsoo─her best friend. Ada 6 orang di dunia ini yang mirip dengan kita. Lagipula, itu hanya bunga mimpi semata─Fikir Rachel.

“ Hai,” Sehun menyapa Rachel.

“ Oh? Hai. Thanks for that,” Ujar Rachel

“ Urwell. Ada apa? Mukamu pias,”

“ Benarkah? Akhir-akhir ini otakku sarat akan fikiran dan hampa akan ketenangan,” Jawab Rachel lesu.

Well, VS’s model harus menjaga kecantikan mereka agar tidak luruh,” Canda Sehun

You right,” Rachel menyesap Americano-nya

“ Tertarik untuk mencicipi sedikit French Fancy?” Ajak Sehun dan Rachel menatapnya dengan alis naik sebelah.

Hm, kau lumayan,” gumam Rachel menilai

“ Oh ya, aku Sehun.Oh Sehun. Aku sudah kenal siapa kau jadi no need to introduice yourself,” Ujar Sehun

“ Aku lowong hari ini so yes,” Rachel tersenyum manis sedangkan Sehun menyergai kecil.
.
.
Kai menyergai puas menatap Sehun dan seorang Venus terduduk di Little Cupcakes─kind of cafe. Sepertinya Venus itu adalah korban Sehun yang selanjutnya namun tunggu─sepertinya ia mengenal gadis itu dan yak, ia mengigatnya. Gadis itu icon Victoria’s Secret. Bukankah terlalu menyesakkam mati disaat karirmu telah menunkik naik?

Namun, wait. Baru pertama kalinya ia melihat Sehun dengan pandangan se-dreamy itu. 

Biasanya, pemuda pucat itu hanya diam atau menyergai psikopat. Matanya kini dipenuhi percik-percik cinta dan hingar-bingar kebahagiaan. Sesekali bibir tipisnya melengkungkan senyum kecil. Senyuman tulus bukan sergaian.

Where the good old Sehun Kai used to know? 

Mana Sehun yang selalu cuek pada perempuan se-cantik atau se-sintal apapun? Mana Sehun yang begitu menyukai merah darah? Dan, mana Sehun yang psikopat?

Namun, Kai tak perduli. Yang penting sahabatnya bahagia.

Maka diteruskannya koyakan pada perut mangsanya. Usus-usus meluber keluar dengan darah melingkupi. Tulang-tulang berserakan akibat gilasan gigi tajam Kai dan wujud werewolf. Kepala korban itu mengaga dan mempertontonkan tengkorak kepala yang kosong tanpa otak. Darah dari tenggorokan yang baru Kai koyak memuncrat pada muka tampannya. Bekas cakaran kukunya pada pipi kanan korban melintang membekas.

Belum puas, Kai mengigit seonggok kepala korbannya. Dikunyahnya terus menimbulkan suara renyah layak memotong kubis. Di muntahkannya lagi hasil kunyahan itu lalu pergi begitu saja. Ia membunuh untuk mencari kesenangan karna insting werewolf-nya telah kosong menulari lingkup hatinya.

Darah dan gelap. Dua elemen yang melengkapi kehidupan mereka berdua. Kesepian dan rasa bersalah kadang menyergapnya namun dituntaskan semua rasa itu dan mematungkan hatinya dingin se-dingin porselen.

Bukan pilihan terlahir sebagai mahluk hina karna kau tak bisa memilih akan menjadi apa dan siapa saat kalian lahir. Karna takdir yang menentukan.
.
.

ARGH! OH─JERK─SEHUN! LEPASKAN AKU!” Rachel berteriak nyaring saat menyadari kedua tanganya diborgol pada pinggir ranjang─yang ntah milik siapa.

Saat keluar dari Little Cupcakes, Sehun tiba-tiba menutup kedua matanya kemudian sebuah adegan muncul dalam bola matanya, bagaikan film yang di putar. Terpampang mimpi yang seminggu lalu ia alami, mimpi dimana ia melihat Sehun menyeret mayat dengan bibir dipenuhi lelehan darah dan menatapnya tajam lalu semua menjadi gelap.

Dan, saat ia sadarkan diri. Ia sudah tergolek tak berdaya di ranjang dengan kedua tangan di borgol. Damnit! Sepertinya keputusan untuk mempercayai Sehun  salah. Bisa saja ia seorang psikopat jahat atau fans beratnya.

Sehun sudah berdiri di depannya dengan tatapan dingin yang menusuk relung hati Rachel. Pemuda itu topless mempertontonkan otot perut khas remaja yang begitu uh parfait.

“ Lepaskan aku bajingan!” Teriak Rachel.

“ Bisakah kau diam? Oh, atau kau ingin menjadi seperti dia?” Tanya Sehun lalu menggeser badannya; menunjukkan sesosok pemuda tampan yang mengoyak perut seorang perempuan yang membuat perut Rachel mual. Tentu saja ia tak mau bernasib malang seperti perempuan itu.

Fucking shit! Who the hell are ya!” Pekik Rachel

“ Aku seorang inkubus dan kenalkan, ia Kai. Seorang werewolf,” Pemuda tampan yang bernama Kai itu menatap Rachel dan seketika membuat Rachel ingin muntah karna bibirnya dipenuhi dengan darah.

“ Aku tak perduli siapa kau atau siapa dia. Kalian bukan manusia bangsat!” Rachel kembali memekik tak memperdulikan ancaman yang ia anggap ancaman kosong itu.

Well, gadis cantik. Apa kau ingin kehilangan paras cantikmu?” Sehun menempelkan cutter pada pipi Rachel yang selembut kelopak mawar.
 BUGH!

Back off, bastard!” Ujar Rachel setelah berhasil menendang perut Sehun dan cutter itu melayang mendekati si pemuda werewolf
Sehun tak tinggal diam, diikatnya kaki jenjang gadis itu dengan dasi hitam lalu terduduk di sampingnya. Tak memperdulikan tatapan tajam dari sampingnya.

“ Berhenti menatapku dan nikmati permainanku,” Sehun mendaratkan kecupan di bibir mungil Rachel dan pemuda pucat itu semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Rachel.

Ciuman itu breangsur-angsur menjadi frenchkiss. Sehun menahan tengkuk Rachel untuk memperdalam. Pemuda pucat itu menjilat dan sesekali mengigit bibir Rachel meminta akses untuk masuk. Namun, Rachel menolaknya membuat Sehun mengigit bibir bawahnya dan tak menyia-nyiakan kesempatan.

Keduanya saling beradu lidah, Rachel berusaha mendorong lidah Sehun keluar dari gua hangatnya sedangkan Sehun malah semakin melilit lidah Rachel. Saliva bening mengalir dari bibir Rachel. Beberapa erangan kecil lolos dari bibir Rachel membuat Sehun menggila.

“ Shhh─” Rachel menggerakan kepalanya karna merasa nafasnya berhenti di tenggorokan.

“ Kau menikmatinya?” Tanya Sehun. Ia tahu gadis ini mengiginkan lebih terlihat dari protes yang kurang diberikan. Dan, Rachel hanya terdiam.

“ Hyung! Bisa kau tutup pintunya?” Teriak Sehun. Sepertinya yang dipanggil hyung adalah si pemuda werewolf karna pemuda tan itu langsung beranjak dan membanting pintu kamar yang di pakai mereka.

Sehun menyergai puas. Tangan-tangan pucatnya membuka jaket kulit hitam yang gadis di bawahnya kenakan. Tak lupa, ia melepas celana jeans yang ia pakai tak mengindahkan hardikkan Rachel untuk memakainya kembali. Kini, tubuh Sehun hanya terbalut underware.

Rachel merasa basah saat tangan-tangan hangat Sehun membuka resleting gaun dansa yang dipakainya. Matanya dihalangi kabut nafsu dan otaknya tak bisa lagi mencerna apa ini benar atau salah, yang tepat ia juga mengigini ini.

Tangan Sehun beralih untuk melepaskan borgol dan dasi yang melilit badan gadis itu, ia yakin gadis itu tidak akan melarikan diri, kabut di mata violet-nya adalah kabut nafsu yang membumbung tinggi-tinggi. Dibukanya pengait bra dan underware hitam kelam Rachel.

Sebagai seorang VS’s model, ia tak pernah malu untuk ditatap saat ia hanya memakai bikini atau bahkan naked. Pekerjaan yang mengharuskannya. Hanya dengan kain-kain tipis yang membalut selangkangan dan payudaranya, ia harus perjalan penuh percaya diri di runaway.

Tapi, dalam kasus ini berbeda. Ia merasa dingin saat Sehun menatap tubuh naked-nya.
Pemuda pucat itu mendekatkan bibirnya pada leher jenjang Rachel, menghisapnya lamat-lamat sembari mendengarkan lantunan indah dari gadis di bawahnya.

Rachel teringat akan perkataan mommy-nya yang kini berada di Prancis. Tubuhmu adalah pagoda sakral dan tak boleh diberikan pada sembarangan orang, namun kini ia baru saja menyerahkan tubuhnya pada pemuda asing yang baru beberapa jam ia kenal.

Merasa ada keraguan menghinggapi gadis di bawahnya, Sehun bernyanyi. Bernyanyi dengan nada serak yang sarat akan pesakitan.

Puisque La Mortest Inevitable Oublions.

Lagu ini. Lagu kematian yang Rachel dengar. Sebelum Rachel hendak melayangkan komentar, sesuatu yang asing sudah lebih dulu memasukki paksa selangkanganya. Dibantingnya wajahnya ke bantal.

EUNGH SEHUN!”
─To Be Continue to the next cahpter─
Seriously, it’s so hard to make a blood scene. It’s freakin' hard to imagine your bias turned into werwolf or Inqubus that used to kill humat. By the way, Inqubus cuma khayalan saya aja ah and about Rachel. She’s only OC but she’s my favorite OC hihi.
I’m still learning how to make a yaoi or GS fanfic. Saya kurang dapet feel. Dan gak bisa bayangiin exo’s member turned to be girls.
Ok, enough. Do you guys mind to comment? I really need your feedbacks

“ Comment?” Bisik Kai

SerenitieOh©2014