My Silver Wish

Senin, 07 April 2014

8 ─ Serenitie Oh




6th─ 8 [Hunhan ]
EXO’s 2nd  year project.
By Serenitie Oh
.
Tak pernahkah kau berfikir bahwa angka 8 adalah angka yang menakjubkan? Bagi seorang Oh Sehun ya. Bagi pemuda tampan itu, angka 8 adalah simbol sesuatu yang abadi dan selalu membentuk lingkaran abadi. Angka 8

mengambil banyak andil dari hidupnyadimulai dari hari dimana ia bertemu malaikatnya dan
Oh! Sehun teringat sesuatu, lusa adalah tanggal 8. Ia teringat harus melakukan sesuatu besok, jadi dia menjumput Iphone-nya lalu men-dial Ms.Unicornkontak untuk pacar baru Joonmyeon.
Nuna?” Sapa Sehun
“Sehun, ada apa?” Tanya suara disebrang.
“ Apa menurut nuna Lotte World tempat yang romantis?” Tanya Sehun cepat
Apa yangOh! Kau ingin melakukan ‘itu’ di Lotte World?
Yeah dan itu besok, jadi bisa bantu?” Tanya Sehun
Lakukan sesuatu yang romantis!” Saran suara di sebrang berapi-api
“ Jadi, fix Lotte World?” Tanya Sehun memastikan
That’s up to you. Semoga berhasil!
“ Jangan beritahu jiejie, oke? Thanks ya
PIP
Sehun menatap sebal layar Iphone-nya. Sopan sekali gadis itu memutuskan telfon sepihak.
“ Huh?” Sehun berseru bingungtangannya menyerobot sebuah icefrap yang berisi cairan berwarna coklat dengan bola-bola tapioka hitam yang tergelak diatas mejanyasatu hal yang bisa Sehun simpulkan, ini pasti bubble tea, rasa chocolate.
Matanya menelusuri seisi kelasnya, hanya ia satu-satunya orang yang tersisa. Apa mungkin JongInsahabatnya yang menaruhnya? Hanya ia saja yang mengetahui minuman kesukaan Sehun.
Sehun menggeleng pelan. Pasti bukan JongIn yang memberikannya, gadis itu pasti sibuk bermain LoLsejenis permainan kebalikan dari ToD dengan pacarnyaKyungsoo
Apa mungkin jiejie yang memberikannya? Jadi, gadis cantik itu masih mengingat tentang perjanjian bodoh itu? Sehun saja bahkan selalu melanggarnya. Tangannya dengan cepat mendial nomor seseorang.
Yeobseyo?” Sapa suara di sebrang
“ Luhan-nuna! Apa kau yang meninggalkan minuman ini dimejaku?”
“ Ya, tadinya aku ingin memberikannya langsung namun Sehunnie sibuk dan aku tak mau menganggu.”
Aniya, nuna. Aku malah senang kau masih mengigat pertemuan pertama kita sekaligus perjanjian bodoh itu. Maafkan aku yang suka melanggarnya hehe. Anyway, thanks. Ah, apa nuna lowong besok?” Tanya Sehun.
Aku lowong, waeyo?” Tanya Luhan gugup.
“ Kujemput nuna besok ya, berdandan yang cantik oke? ByePIP.
Ditatapnya lagi cairan coklat dalam icefrap itu. Ia dulu berjanji untuk menjauhi minuman ini namun, ia baru sadar kalau ia tak bisa menjauhi minuman dingin ini. Kilasan-kilasan memory saat pertama kali mereka bertemu terputar di kepala Sehun layaknya sebuah film.
Flashback
Sehun kecil duduk termenung di ayunan yang. Awan-awan kelabu seakan memayunginya namun itu tak membuat pemuda mungil itu beranjak dari posisinya.
Pemuda kecil itu meraih icefrap yang tergeletak di sampingnya, direguknya cairan coklat yang ada di dalamnya.
Ia sendiri di taman kota itu, namun itu bukanlah masalah. Sendiri adalah salah satu elemen di kehidupan Sehun.
“ Hey,” Sehun menoleh saat dirasa ada yang menepuk pucuk kepalanya. Dilihatnya seorang gadis mungil, mata onxy-nya menatap Sehun penuh harap
“ Hai.” Balas Sehun.
“ Kau sedang apa didi?” Tanya gadis itu sembari menyerobot ayunan yang ada di samping Sehun.
“ Didi?” Beo Sehun.
“ Kau lebih kecil dariku, ‘kan? Buktinya didi masih meminum itu.” Gadis itu menunjuk icefrap Sehun.
“ Apa yang thalah dari meminum bubble tea?! Thotate yang terbaik! Lagipula, memang kau orang Thina?!” Hardik Sehun dengan aksen cadelnya.
“ Darimana didi tahu jiejie orang China? Oh ya, nama jiejie Luhan.” Gadis itu mengacak rambut Sehun.
Kenapa Luhan manggil Thehun didi?” Tanya Sehun.
“ Dulu, jiejie mempunyai didi yang tampan sepertimu, ia sama-sama menyukai bubble tea sepertimu.” Jelas Luhan dengan lincahnya.
“ Dulu? Jadi, didi Luhan hilang thekarang?” Potong Sehun
“ Dokter bilang didiku alergi pada tepung tapioka, apa kau tahu? Bola-bola kenyal hitam itu terbuat dari tepung tapioka dan didiku pergi karna minuman itu,” Luhan terisak pelan.
“ Jangan menangith jiejie, mulai thekarang Thehun akan jadi didi jiejie!” Ujar Sehun dengan senyum sumringah menghiasi bibirnya.
“ Benarkah?” Luhan kecil memeluk Sehuntak perduli dengan tirai-tirai hujan di sekitar mereka.
“ Mulai thekarang didi akan berhenti  meminum bubble tea!” Sehun menunjuk dirinya sendiri
“ Jadi, kita teman sekarang?” Tanya Luhan dengan jari kelingking teracung kearah Sehun.
“ Beth Friend!” Jari kelingking Sehun dan Luhan terikat dalam sebuah takdir yang tak akan pernah putus layaknya angka 8
End Of Flashback
Sehun tersenyum mengingatnya. Janji bodoh itu memang tak pernah ia laksanakan namun takdir mereka tak ‘kan pernah putus. By the way, ia baru menyadarinya, hari dimana mereka bertemutepat jatuh pada tanggal 8
.
Luhan menatap figura foto yang berdiri di meja riasnyafoto polaroid dia dan Sehun. Saat itu Luhan berumur 12 tahun sedangkan Sehun 4 tahun lebih muda.
“ Kau memang tampan, didi.” Gumam Luhan. Jarinya terkadang mengusap figura itu.
Luhan menebak-nebak, apa Sehun akan menyatakan perasaanya? Tidak, tidak! Mereka hanya teman dan Luhan memang berharap apa? Ia hanya sahabat Sehun, tak lebih dan kurang! Lagipula, ia tahu kepribadian Sehun, a friend is always be a friend, dan tak kan pernah menyandang gelar lebih.
Dirogohnya saku bell-bottom jeans-nya saat dirasa ada yang bergetar.
Ms. Unicorn Calling
 “ Biar kutebak,” Suara di sebrang menyerobot cepat-cepat dan memotong perkataan Luhan. “ Kau akan jalan dengan brondong-mu, ‘kan?
“ Yixing!” Bentak Luhan
“ Kuberitahu satu hal, akan ada hal yang special nanti,” Ujar suara di sebrang dengan nada misteriussok lebih tepatnya.
“ Apa?” Tanya Luhan
Pokoknya, nanti ada yang special, kudoakan semoga kalian jadian, deh.”
“ Ap
“ Bye, LuPIP.”
Luhan sudah akan mengeluarkan sumpah serapahnya untuk si nona Unicorn jika suara maid-nya tidak terdengar.
“ Nona, Tuan Sehun sudah datang.”
Here you go Luhan, fighting!” Gumam Luhan
.
Nuna! Ayo naik rollercoaster!” Pinta Sehunsetengah merajuk.
Aniyo, Sehunnie. Itu menyeramkan.” Sergah Luhan.
“ Ayolah nuna, tak mungkin aku melewatkannya.” Mohon Sehuntak lupa aksi mempoutkan bibirnya.
Aigoo, Kau masih melakukannya, kau bukan anak kecil lagi Sehunnie.” Luhan menjawil pipi tirus Sehun.
“ Kau juga masih melakukannya! Kau masih mencubitku kalau aku melakukan itu, jiejie.” Gerutuan Sehun membuat Luhan terdiam.
“ Kau memanggilku jiejie lagi,” Luhan menatap Sehun haru. “ Senang mendengarnya, didi.”
“ Oh ya, apa yang membuat kau berhenti memanggilku jiejie dan malah memanggilku nuna seperti yang lain?” Tanya Luhanmencoba mengeluarkan dirinya dari ruang nosalgia.
“ Ah ya,” Sehun seakan teringat pada sesuatu. ” Jiejie membuatku terdengar seperti adikmu, lagipula kita sahabat, bukan? Nuna terdengar lebih tepat untuk seorang sahabat.”
Luhan terasa tertohok di bagian dadanya. Benar, mereka hanya sahabat! Apa yang kau harapkan, Luhan?
“ Hey, apa ini? Ini barang barumu? ”  Tanya Luhan, tangannya menjumput seuntai rantai silver yang mencuat keluar dari saku celana pull-over Sehun.
“ Ya, bukankah bagus?” Sehun mempertontonkan sebuah arloji kuno berwarna silver yang menyatu dengan seuntai rantai  yang membentuknya layak kalung. Dalam arloji kuno itu, terpampang angka 8 atau infinity berwarna emas di tengah-tengah. Luhan hanya mengangguk takjub
“ Apa kau ingin memilikinya?” Sehun mengalungkan kalung itu pada leher Luhan membuat gadis itu bergeming ditempat.
“ Tapi ini barang barumu, Sehun.” Gumam Luhan.
“Tak apa, untukmu saja, hey, bagaimana jika kita menaiki bianglala saja? Malam hari adalah waktu yang tepat untuk memandang Seoul dari atas.” Saran Sehun mengeluarkan Luhan dari ruang kekaguman. Matanya memandang arlojinya yang menunjukkan pukul 23.00KST sebelum tersenyum.
.
Sehun menatap Luhan yang nampak serius mengamati pemandangan dari luar jendela. Ada yang menarik dari gadis yang tak mengetahui kecantikannya sendiri. Sekarang, Luhan , jiejie-nya 100x lebih cantik daripada pemandangan itu.
“ Indah, bukan?” Tanya Sehun.
“ Ya,” Luhan akan melanjutkan perkataanya namun di tundanya, gadis cantik itu lebih memilih mengamati wajah Sehun yang seakan bersinar.
Luhan menyadarinya, ia menyukai Sehun, dan ia harus mengatakannya sekarang. Sehun sudah ada di hatinya sejak dahulu, namun bodohnya ia baru menyadarinya.
“ Sehun, aku.. aku menyukaimu.” Ujar Luhan ringkuh membuat Sehun menatapnya. Pemuda itu terdiam sebentar sebelum berkata-kata.
“ Ayo keluar,” Sehun menggandeng tangan Luhan, menuntunnya agar menuruni bilik bianglala dengan selamat sedangkan Luhan menatapnya bingung.
Apa ia tak mendengarnya?
Atau.. ia ditolak?
Dihentakannya tangan Sehun membuat pemuda itu menaikkan alisnyapertanda ia bingung. Mata onyx Luhan menatap Sehun tak percaya, kaki-kakinnya menjauhi Sehun tanpa perintahnya, menjauh tanpa menoleh kebelakang.
Luhan mengusap peluh yang mengaliri kening-nya. Ia sudah berjalan menjauhi Sehun berjam-jam dan sudah akan sampai ke tempat awalnyadi depan bianglala.
Dia terduduk pada salah satu bangku yang disediakan. Bodohnya ia, mengapa ia mengatakan sesuatu jika tahu hasilnya buruk? Tiba-tiba, Luhan berdiri tegak. Ini tanggal 8 bulan April tahun 2014. Tepat 8 tahun persahabatan mereka. Mungkin karna itu Sehun mengajaknya kesini.
Sehun memang selalu dan akan selalu menggangapnya sahabat, walau apapun yang ia lakukan. Sehun pasti mendengar perkataanya. Berarti ia ditolak.
Well done Luhan, tak cukup dengan ditolak, kau juga akan dibenci Sehun dan itu akan merusak persahabatan murni kalian selama ini.
“ Aku menghancurkan
PRANG!
Luhan menatap kaget liontin arloji yang Sehun berikan.  Arloji itu pecah dan anehnya arloji itu melontarkan puluhan wappen mungil berkilauan berwarna karamel berbentuk angka 8 yang berkilauan cantik.
“ Sudah tak terasa kita telah bersahabat selama 8 tahun bukan, jiejie?” Sehun tiba-tiba muncul di depannya membuat mata Luhan terbeliak.
“ Selama ini kau selalu ada di sampingku, terimakasih,” Sehun menatap Luhan yang menatapnya bingung.” Kau juga selalu ada jika aku kesulitan, terimakasih,” Sehun memberi jeda.” Kau juga selalu membuatku tersenyum, terimakasih.”
“ Selama ini kau selalu memberikan yang terbaik untukku dengan sempurna. So do I, aku selalu mencoba memberikan yang terbaik untukmu, aku tahu aku melakukannya dengan tidak sempurna, aku juga tahu mungkin kau tak menyukai caraku, but I hope you know, I always give the best for you,” Sehun menatap sendu Luhan yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca
“ Maaf aku pura-pura tak mendengarnya dan aku sengaja memasang alarm untuk jam 12, keren ‘kan? Aku membutuhkan waktu seminggu untuk membuat kejutan itu and thanks to Yixing nuna yang membantu.” Sehun menggaruk tengkuknya, dia panik karna Luhan tak memberikan respon.
“ Jadi, kau tak menolakku?” Tanya Luhan.
“ Tidak,” Sehun menggeleng cepat dan merengkuh Luhan intim.” Aku justru sangat mencintai jiejie-ku ini! Saranghae Xi Luhan! And from now on, I want to love you simply. With words that yet not to say from a wood to the fire who makes it’s an ash.”  Teriak Sehun dengan kedua tangan yang dibentuk layaknya corong
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar