6th─ 8 [Hunhan ]
EXO’s 2nd year project.
By Serenitie Oh
.
Tak pernahkah kau berfikir bahwa angka 8 adalah angka yang menakjubkan? Bagi seorang Oh Sehun ya. Bagi pemuda tampan itu, angka 8 adalah simbol sesuatu yang abadi dan selalu membentuk lingkaran abadi. Angka 8
mengambil banyak andil dari hidupnya─dimulai dari hari dimana ia bertemu malaikatnya dan─
─Oh! Sehun teringat sesuatu, lusa
adalah tanggal 8. Ia teringat harus melakukan sesuatu besok, jadi dia menjumput
Iphone-nya lalu men-dial Ms.Unicorn─kontak untuk pacar baru
Joonmyeon.
“ Nuna?”
Sapa Sehun
“Sehun, ada apa?” Tanya suara disebrang.
“ Apa menurut nuna Lotte World tempat
yang romantis?” Tanya Sehun cepat
“ Apa
yang─Oh!
Kau ingin melakukan ‘itu’ di Lotte World?”
“
Yeah dan itu besok, jadi bisa bantu?” Tanya Sehun
“Lakukan
sesuatu yang romantis!” Saran suara di sebrang berapi-api
“ Jadi, fix Lotte World?” Tanya Sehun memastikan
“ That’s
up to you. Semoga berhasil! ”
“ Jangan beritahu jiejie, oke? Thanks ya─”
“ PIP”
Sehun menatap sebal layar Iphone-nya. Sopan sekali gadis itu memutuskan
telfon sepihak.
“ Huh?” Sehun berseru bingung─tangannya menyerobot sebuah icefrap yang berisi cairan berwarna
coklat dengan bola-bola tapioka hitam yang tergelak diatas mejanya─satu hal yang bisa Sehun
simpulkan, ini pasti bubble tea, rasa
chocolate.
Matanya menelusuri seisi kelasnya,
hanya ia satu-satunya orang yang tersisa. Apa mungkin JongIn─sahabatnya yang menaruhnya?
Hanya ia saja yang mengetahui minuman kesukaan Sehun.
Sehun menggeleng pelan. Pasti bukan
JongIn yang memberikannya, gadis itu pasti sibuk bermain LoL─sejenis
permainan kebalikan dari ToD dengan pacarnya─Kyungsoo
Apa mungkin jiejie yang memberikannya? Jadi, gadis cantik itu masih mengingat
tentang perjanjian bodoh itu? Sehun saja bahkan selalu melanggarnya. Tangannya
dengan cepat mendial nomor seseorang.
“ Yeobseyo?”
Sapa suara di sebrang
“ Luhan-nuna! Apa kau yang meninggalkan minuman ini dimejaku?”
“ Ya, tadinya
aku ingin memberikannya langsung namun Sehunnie sibuk dan aku tak mau
menganggu.”
“ Aniya,
nuna. Aku malah senang kau masih mengigat pertemuan pertama kita sekaligus
perjanjian bodoh itu. Maafkan aku yang suka melanggarnya hehe. Anyway, thanks. Ah, apa nuna lowong besok?” Tanya Sehun.
“ Aku
lowong, waeyo?” Tanya Luhan gugup.
“ Kujemput nuna besok ya, berdandan yang cantik oke? Bye─PIP.”
Ditatapnya lagi cairan coklat dalam icefrap itu. Ia dulu berjanji untuk
menjauhi minuman ini namun, ia baru sadar kalau ia tak bisa menjauhi minuman
dingin ini. Kilasan-kilasan memory
saat pertama kali mereka bertemu terputar di kepala Sehun layaknya sebuah film.
─
Flashback
Sehun kecil
duduk termenung di ayunan yang. Awan-awan kelabu seakan memayunginya namun itu
tak membuat pemuda mungil itu beranjak dari posisinya.
Pemuda kecil
itu meraih icefrap yang tergeletak di sampingnya, direguknya cairan coklat yang
ada di dalamnya.
Ia sendiri di
taman kota itu, namun itu bukanlah masalah. Sendiri adalah salah satu elemen di
kehidupan Sehun.
“ Hey,” Sehun
menoleh saat dirasa ada yang menepuk pucuk kepalanya. Dilihatnya seorang gadis
mungil, mata onxy-nya menatap Sehun penuh harap
“ Hai.” Balas
Sehun.
“ Kau sedang
apa didi?” Tanya gadis itu sembari menyerobot ayunan yang ada di samping Sehun.
“ Didi?” Beo
Sehun.
“ Kau lebih
kecil dariku, ‘kan? Buktinya didi masih meminum itu.” Gadis itu menunjuk
icefrap Sehun.
“ Apa yang
thalah dari meminum bubble tea?! Thotate yang terbaik! Lagipula, memang kau
orang Thina?!” Hardik Sehun dengan aksen cadelnya.
“ Darimana didi
tahu jiejie orang China? Oh ya, nama jiejie Luhan.” Gadis itu mengacak rambut
Sehun.
“
Kenapa Luhan manggil Thehun didi?” Tanya Sehun.
“ Dulu, jiejie
mempunyai didi yang tampan sepertimu, ia sama-sama menyukai bubble tea sepertimu.”
Jelas Luhan dengan lincahnya.
“ Dulu? Jadi,
didi Luhan hilang thekarang?” Potong Sehun
“ Dokter bilang
didiku alergi pada tepung tapioka, apa kau tahu? Bola-bola kenyal hitam itu
terbuat dari tepung tapioka dan didiku pergi karna minuman itu,” Luhan terisak
pelan.
“ Jangan
menangith jiejie, mulai thekarang Thehun akan jadi didi jiejie!” Ujar Sehun
dengan senyum sumringah menghiasi bibirnya.
“ Benarkah?”
Luhan kecil memeluk Sehun─tak
perduli dengan tirai-tirai hujan di sekitar mereka.
“ Mulai thekarang
didi akan berhenti meminum bubble tea!”
Sehun menunjuk dirinya sendiri
“ Jadi, kita
teman sekarang?” Tanya Luhan ─dengan
jari kelingking teracung kearah Sehun.
“ Beth Friend!”
Jari kelingking Sehun dan Luhan terikat dalam sebuah takdir yang tak akan
pernah putus layaknya angka 8
─ End
Of Flashback
Sehun tersenyum mengingatnya. Janji
bodoh itu memang tak pernah ia laksanakan namun takdir mereka tak ‘kan pernah
putus. By the way, ia baru
menyadarinya, hari dimana mereka bertemu─tepat
jatuh pada tanggal 8
.
Luhan menatap figura foto yang
berdiri di meja riasnya─foto polaroid dia dan Sehun. Saat itu Luhan berumur 12 tahun sedangkan
Sehun 4 tahun lebih muda.
“ Kau memang tampan, didi.” Gumam Luhan. Jarinya terkadang
mengusap figura itu.
Luhan menebak-nebak, apa Sehun akan
menyatakan perasaanya? Tidak, tidak! Mereka hanya teman dan Luhan memang
berharap apa? Ia hanya sahabat Sehun, tak lebih dan kurang! Lagipula, ia tahu
kepribadian Sehun, a friend is always be
a friend, dan tak kan pernah menyandang gelar lebih.
Dirogohnya saku bell-bottom jeans-nya saat dirasa ada yang bergetar.
Ms. Unicorn
Calling
“ Biar
kutebak,” Suara di sebrang menyerobot cepat-cepat dan memotong perkataan
Luhan. “ Kau akan jalan dengan
brondong-mu, ‘kan? ”
“ Yixing!” Bentak Luhan
“ Kuberitahu
satu hal, akan ada hal yang special nanti,” Ujar suara di sebrang dengan nada
misterius─sok lebih tepatnya.
“ Apa?” Tanya Luhan
“ Pokoknya,
nanti ada yang special, kudoakan semoga kalian jadian, deh.”
“ Ap─”
“ Bye, Lu─PIP.”
Luhan sudah akan mengeluarkan sumpah
serapahnya untuk si nona Unicorn jika
suara maid-nya tidak terdengar.
“ Nona, Tuan Sehun sudah datang.”
“Here
you go Luhan, fighting!” Gumam Luhan
.
“ Nuna!
Ayo naik rollercoaster!” Pinta Sehun─setengah merajuk.
“ Aniyo,
Sehunnie. Itu menyeramkan.” Sergah
Luhan.
“ Ayolah nuna, tak mungkin aku melewatkannya.” Mohon Sehun─tak lupa aksi mempoutkan bibirnya.
“ Aigoo,
Kau masih melakukannya, kau bukan anak kecil lagi Sehunnie.” Luhan menjawil pipi tirus Sehun.
“ Kau juga masih melakukannya! Kau
masih mencubitku kalau aku melakukan itu, jiejie.”
Gerutuan Sehun membuat Luhan terdiam.
“ Kau memanggilku jiejie lagi,” Luhan menatap Sehun haru.
“ Senang mendengarnya, didi.”
“ Oh ya, apa yang membuat kau
berhenti memanggilku jiejie dan malah
memanggilku nuna seperti yang lain?”
Tanya Luhan─mencoba mengeluarkan dirinya
dari ruang nosalgia.
“ Ah ya,” Sehun seakan teringat pada
sesuatu. ” Jiejie membuatku terdengar
seperti adikmu, lagipula kita sahabat, bukan? Nuna terdengar lebih tepat untuk seorang sahabat.”
Luhan terasa tertohok di bagian
dadanya. Benar, mereka hanya sahabat! Apa yang kau harapkan, Luhan?
“ Hey, apa ini? Ini barang barumu? ” Tanya Luhan, tangannya menjumput seuntai
rantai silver yang mencuat keluar dari saku celana pull-over Sehun.
“ Ya, bukankah bagus?” Sehun
mempertontonkan sebuah arloji kuno berwarna silver yang menyatu dengan seuntai
rantai yang membentuknya layak kalung.
Dalam arloji kuno itu, terpampang angka 8 atau infinity berwarna emas di tengah-tengah. Luhan hanya mengangguk
takjub
“ Apa kau ingin memilikinya?” Sehun
mengalungkan kalung itu pada leher Luhan membuat gadis itu bergeming ditempat.
“ Tapi ini barang barumu, Sehun.”
Gumam Luhan.
“Tak apa, untukmu saja, hey,
bagaimana jika kita menaiki bianglala saja? Malam hari adalah waktu yang tepat
untuk memandang Seoul dari atas.” Saran Sehun mengeluarkan Luhan dari ruang
kekaguman. Matanya memandang arlojinya yang menunjukkan pukul 23.00KST sebelum
tersenyum.
.
Sehun menatap Luhan yang nampak
serius mengamati pemandangan dari luar jendela. Ada yang menarik dari gadis
yang tak mengetahui kecantikannya sendiri. Sekarang, Luhan , jiejie-nya 100x lebih cantik daripada
pemandangan itu.
“ Indah, bukan?” Tanya Sehun.
“ Ya,” Luhan akan melanjutkan
perkataanya namun di tundanya, gadis cantik itu lebih memilih mengamati wajah
Sehun yang seakan bersinar.
Luhan menyadarinya, ia menyukai
Sehun, dan ia harus mengatakannya sekarang. Sehun sudah ada di hatinya sejak
dahulu, namun bodohnya ia baru menyadarinya.
“ Sehun, aku.. aku menyukaimu.” Ujar
Luhan ringkuh membuat Sehun menatapnya. Pemuda itu terdiam sebentar sebelum
berkata-kata.
“ Ayo keluar,” Sehun menggandeng
tangan Luhan, menuntunnya agar menuruni bilik bianglala dengan selamat
sedangkan Luhan menatapnya bingung.
Apa ia tak mendengarnya?
Atau.. ia ditolak?
Dihentakannya tangan Sehun membuat
pemuda itu menaikkan alisnya─pertanda ia bingung. Mata onyx Luhan menatap Sehun tak percaya,
kaki-kakinnya menjauhi Sehun tanpa perintahnya, menjauh tanpa menoleh
kebelakang.
Luhan mengusap peluh yang mengaliri
kening-nya. Ia sudah berjalan menjauhi Sehun berjam-jam dan sudah akan sampai
ke tempat awalnya─di depan bianglala.
Dia terduduk pada salah satu bangku
yang disediakan. Bodohnya ia, mengapa ia mengatakan sesuatu jika tahu hasilnya
buruk? Tiba-tiba, Luhan berdiri tegak. Ini tanggal 8 bulan April tahun 2014.
Tepat 8 tahun persahabatan mereka. Mungkin karna itu Sehun mengajaknya kesini.
Sehun memang selalu dan akan selalu
menggangapnya sahabat, walau apapun yang ia lakukan. Sehun pasti mendengar
perkataanya. Berarti ia ditolak.
Well done Luhan, tak cukup dengan
ditolak, kau juga akan dibenci Sehun dan itu akan merusak persahabatan murni
kalian selama ini.
“ Aku menghancurkan─”
─PRANG!
Luhan menatap kaget liontin arloji
yang Sehun berikan. Arloji itu pecah dan
anehnya arloji itu melontarkan puluhan wappen
mungil berkilauan berwarna karamel berbentuk angka 8 yang berkilauan cantik.
“ Sudah tak terasa kita telah
bersahabat selama 8 tahun bukan, jiejie?”
Sehun tiba-tiba muncul di depannya membuat mata Luhan terbeliak.
“ Selama ini kau selalu ada di
sampingku, terimakasih,” Sehun menatap Luhan yang menatapnya bingung.” Kau juga
selalu ada jika aku kesulitan, terimakasih,” Sehun memberi jeda.” Kau juga
selalu membuatku tersenyum, terimakasih.”
“ Selama ini kau selalu memberikan
yang terbaik untukku dengan sempurna. So
do I, aku selalu mencoba memberikan yang terbaik untukmu, aku tahu aku melakukannya
dengan tidak sempurna, aku juga tahu mungkin kau tak menyukai caraku, but I hope you know, I always give the best
for you,” Sehun menatap sendu Luhan yang kini menatapnya dengan mata
berkaca-kaca
“ Maaf aku pura-pura tak mendengarnya
dan aku sengaja memasang alarm untuk
jam 12, keren ‘kan? Aku membutuhkan waktu seminggu untuk membuat kejutan itu and thanks to Yixing nuna yang membantu.” Sehun menggaruk
tengkuknya, dia panik karna Luhan tak memberikan respon.
“ Jadi, kau tak menolakku?” Tanya Luhan.
“ Tidak,” Sehun menggeleng cepat dan
merengkuh Luhan intim.” Aku justru sangat mencintai jiejie-ku ini! Saranghae Xi
Luhan! And from now on, I want to love you simply. With words that yet not to
say from a wood to the fire who makes it’s an ash.” Teriak Sehun dengan kedua tangan yang
dibentuk layaknya corong
─THE
END─
Tidak ada komentar:
Posting Komentar